“Bayi
Prematur”
1. Pengertian bayi prematur
Bayi kurang bulan (prematur) adalah bayi yang lahir sebelum umur
kehamilan 37 minggu. Sebagian bayi prematur belum siap hidup di luar kandungan
dan mendapatkan kesulitan untuk mulai bernafas, minum, melawan infeksi dan
menjaga tubuhnya agar tetap hangat. Prematur di bagi dalam tiga kategori :
prematur ekstrim apabila kurang dari 28 minggu, sangat prematur antara 28-32
minggu, prematur antara 32-37 minggu.
Bayi yang dilahirkan prematur biasa terjadi secara alamiah atau pun
buatan Salah satu penyebab bayi lahir prematur karena pecah ketuban, trauma,
atau gizi sang ibu buruk.Usia ibu yang sangat muda (kurang dari 16 tahun) dan
konsumsi obat tertentu, rokok, dan alkohol .
Dalam Perinasia (2003, hlm. 2) bayi prematur yang dilahirkan dalam
usia gestasi < 37 minggu
mempunyai resiko tinggi terhadap penyakit-penyakit yang berhubungan dengan
prematuritas, antara lain : sindrom ganguuan pernafasan idiopatik (penyakit
membran hialin), aspirasi pneumonia karena refleks menelan dan batuk belum
sempurna, pendarahan spontan dalam ventrikel otak lateral akibat anoksia otak
(erat kaitannya dengan gangguan pernafasan), hiperbilirubinia karena fungsi
hati belum matang, hipotermi
2. Tanda-tanda
bayi kurang bulan
Tanda-tanda bayi kurang bulan antara
lain : Kulit tipis dan mengkilap, tulang rawan
telinga sangat lunak, lanugo
banyak terutama pada punggung, jaringan payudara belum terlihat, puting berupa
titik, pada bayi perempuan labia mayora
belum menutupi labia minora, pada
bayi laki-laki skrotum belum banyak
lipatan, testis kadang belum turun, rajah telapak kaki kurang dari 1/3 bagian
atau belum terbentuk .
3. Masalah Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR)
Dalam manajemen BBLR menyebutkan bahwa masalah
bayi berat lahir rendah antara lain yaitu : 1) asfiksia, bayi berat lahir rendah bisa kurang, cukup, atau lebih
bulan. Semuanya berdampak pada proses adaptasi pernafasan waktu lahir sehingga
mengalami asfiksia lahir. 2) gangguan nafas, gangguan nafas yang sering terjadi
pada BBLR lebih bulan adalah aspirasi mekonium. BBLR mengalami gangguan nafas
harus segera dirujuk ke fasilitas yang lebih tinggi. 3) hipotermi, karena hanya sedikitnya lemak tubuh dan sistem
pengaturan suhu tubuh bayi baru lahir belum matang. Metode kanguru dengan kontak kulit dengan kulit
membantu BBLR tetap hangat.
4) hipoglikemia, karena hanya
sedikitnya simpanan energi pada bayi
baru lahir dengan berat badan lahir rendah. 5) masalah pemberian ASI, karena
ukuran tubuh BBLR kecil, kurang energi, lemah, lambungnya kecil dan tidak dapat
menghisap. BBLR sering mendapatkan ASI dengan bantuan, membutuhkan pemberian
ASI dalam jumlah yang lebih sedikit tapi sering. 6) infeksi, karena sistem
kekebalan tubuh BBLR belum matang. Keluarga dan tenaga kesehatan yang merawat
BBLR menjadi kuning lebih awal dan lebih lama dari bayi yang cukup beratnya. 7)
masalah perdarahan, berhubung dengan belum matangnya sistem pembekuan darah saat
lahir. Beri vitamin k, injeksi intra
muscular dengan dosis tunggal 1 mg di paha kiri setelah melakukan resusitasi.
4. Dasar Perawatan Bayi Prematur
4.1.
Prenatal dan persalinan
Perawatan
bayi prematur dilakukan layaknya bayi masih di dalam uterus sebelum kelahiran
bayi. Dengan tindakan-tindakan ini kita dapat mencegah penyulit-penyulit,
tindakan-tindakan yang dapat dilakukan, misalnya : pemberian kartikosteroit pada ibunya ( sebelum
bayi lahir ) untuk mempercepat maturasi paru-paru sehingga Respiratory Distress Syndrome ( RDS ) dapat dicegah, nutrisi dan
keseimbangan cairan dan elektrolit ibu harus dijaga baik agar fungsi plasenta
terjamin, obat-obatan pada ibu harus diperhatikan betul sehingga dengan
masuknya obat-obatan sedative dapat kita awasi, mengingat rapuhnya tubuh bayi
prematur, maka harus dihindari atau dibatasi trauma waktu persalinan dengan episiotomi dan sebagainya “ minimal
handing” juga harus diterapkan pada bayi-bayi yang kecil ini setelah
kelahirannya
.2. Pernafasan
Bayi
premature sering dilahirkan dalam keadaan asfiksia.
Menjadi perioritas untuk
segera melakukan resusitasi.
Mengingat kemungkinan timbulnya penyulit pada sistem pernafasan maka pengawasan
ketat di perlukan untuk mendeteksi sedini mungkin adanya serangan apnea serta timbulnya RDS (Respiratory
Distress Syndrome)
4.3. Suhu tubuh
Bayi prematur secara
fisiologis sulit mempertahankan suhu tubuhnya, mudah terjadi hipotermia segera setelah lahir tetapi
juga mudah mengalami hipertermia
Faktor-faktor yang
mempengaruhi ialah : luasnya permukaan tubuh menyebabkan mudah kehilangan panas
melalui kulit dikarenakan luasnya area permukaan tubuh bayi, maka dibanding bayi
normal bayi prematur mempunyai lebih sedikit simpanan lemak subkutan, bayi
prematur mempunyai sedikit atau tidak mempunyai cadangan makanan yang berbentuk
glikogen dalam hati, kemampuan bayi prematur untuk berkeringat serta pusat termoregulasi bayi-bayi ini belum
sempurna maka bila suhu sekitarnya terlalu tinggi bayi akan mengalami hipotermia. Bayi kecil kurang bulan
dapat mengalami kehilangan panas tubuh melalui 4 jalan, yaitu : radiasi,
konduksi, konveksi dan evaporasi. Radiasi terjadi ketika bayi mengeluarkan
panas kelingkungan yang lebih dingin. Konveksi terjadi ketika bayi kehilangan
panas karena aliran udara dan evaporasi terjadi ketika panas hilang melalui
penguapan air dalam tubuh bayi. Kondisi bayi yang demikian disebut hipotermia
4.4. Nutrisi
Air susu ibu atau ASI bayi
prematur dipertimbangan sebagai pilihan terbaik untuk nutrisi enternal dan
disarankan karena mempunyai susunan yang paling sesuai untuk pencernaan dan
pertumbuhan bayi prematur. ASI memberikan pengaruh protektif melawan infeksi,
ASI mengandung zat-zat kekebalan, dan dengan memberikan ASI akan memperbaiki
hubungan psikologis antara bayi dan ibunya. Pada bayi prematur sering terjadi
gangguan hisap untuk itu ASI dapat diberikan dengan cara memerasnya untuk
diberikan ke bayi dan di lakukan sesering mungkin agar pasokan ASI terjaga
4.5.
Infeksi
Karena
sistem kekebalan tubuh BBLR belum matang, keluarga dan tenaga kesehatan yang
merawat BBLR harus melakukan tindakan pencegahan infeksi antara lain dengan mencuci tangan dengan baik
C. Metode Kanguru dalam
Perawatan Bayi Prematur
Teknik kanguru merupakan
sebuah metode perawatan yang tersedia secara universal dan baik secara biologi
bagi semua bayi baru lahir, akan tetapi biasanya bagi bayi-bayi prematur dengan
3 komponennya yang meliputi kontak kulit dengan kulit, menyusui eksklusif dan
dukungan terhadap ibu dan bayi ( Bregman, 2005 ).
Teknik kanguru adalah
kontak langsung dengan kulit ibu dan bayi prematur yang dilakukan sejak dini
dan berkelanjutan baik selama masih di rumah sakit maupun di rumah, disertai
pemberian ASI eksklusif dan pemantauan terhadap tumbuh kembang bayi
1. Komponen Metode Kanguru
Pada awalnya metode kanguru ini terdiri dari 3 komponen yaitu :
a. Posisi kanguru
Yaitu bayi prematur yang
telah memenuhi kriteria untuk dirawat dengan metode diletakkan dengan posisi
vertikal di antara kedua payudara ibu. Bayi hanya mengenakan popok dan penutup
kepala, sehingga di harapkan sebanyak mungkin akan terjadi kontak kulit
langsung antara ibu dan bayi. Posisi ini dipertahankan baik ibu dalam keadaan
berdiri, duduk, ataupun berbaring sehingga di harapkan terjadi kontak langsung
yang terus menerus selama 24 jam atau beberapa jam dalam sehari.
b. Nutrisi kanguru
Makanan yang terbaik untuk bayi prematur adalah
ASI. Pemberian ASI bisa secara langsung kalau bayi sudah siap. Cara lain untuk
ASI yang diperas bisa
diberikan dengan gelas, sendok, spuit bilamana bayi belum siap
menghisap.
c. Dukungan kanguru
Dengan metode ini
diharapkan rasa cemas ibu akan berkurang dan tumbuh rasa percaya diri ibu.
Untuk itu di perlukan dukungan dari keluarga, masyarakat sekitarnya, dan yang
sangat penting dari petugas kesehatan. Dukungan di sini bisa dalam bentuk
dukungan emosi, fisik, dan pendidikan.
d. Pemulangan
Selama masih dalam
perawatan, ibu diperkenalkan dengan metode kanguru dengan harapan dia paham dan
mau melakukan perawatan bayi dengan metode ini. Bayi yang di rawat dengan
metode kanguru akan pulang lebih awal dan biaya yang di keluarkan lebih rendah
serta beban tugas kesehatan menjadi lebih ringan ( Perinasia, 2003, hlm. 2-3 ).
2. Manfaat Metode Kanguru
Adapun manfaat dalam
metode kanguru, bagi bayi yaitu : suhu tubuh stabil ( 36,5-37 ˚ C ), detak jantung
janin relatif stabil sekitar 140-160/menit, tidur lebih lelap, kenaikan berat
badan lebih cepat, jarang timbul infeksi yang serius, dan bayi di perlakukan
lebih manusiawi; bagi ibu : berkurangnya stres, merasa lebih percaya diri,
mampu merawat bayi kecil, merasa diberdayakan dalam perawatan bayinya,
terjalinnya ikatan batin yang kuat antara ibu dan bayi, meningkatkan pemberian
ASI; bagi petugas kesehatan : kebutuhan tenaga dan peralatan bisa lebih ditekankan,
bayi bisa di pulangkan lebih awal, biaya perawatan lebih murah, beban petugas
dalam merawat bayi menjadi lebih ringan.
3. Waktu untuk Memulai Metode Kanguru
Metode kanguru bisa
dimulai apaabila ibu dan bayi sudah merasa cukup sehat. Pada bayi normal metode
ini bisa dimulai segera setelah pemotongan tali pusat dan perawatan tali pusat.
Untuk bayi prematur yang sering terjadi komplikasi maka sebaiknya ditunda
sampai kondisi bayi stabil. Jadi saat yang tepat untuk memulai metode ini
sangat individual tergantung umur kehamilan, berat lahir, umur postnatal, beratnya penyakit yang
diderita bayi dan kondisi ibu. WHO (2002) membuat pedoman berdasarkan berat
badan dan umur kehamilan yaitu : bayi dengan berat 1800 gram atau lebih, dengan
umur kehamilan > 30-34 minggu, perlu dilakukan perawatan khusus terlebih
dahulu setelah kondisi bayi membaik maka bisa dilakukan metode kanguru. Berat
badan 1200-1799 gram, dengan umur kehamilan 28-32 minggu harus dirujuk sebelum
lahir dan perlu waktu seminggu atau lebih untuk bisa memulai metode ini. Berat
badan < 1200 gram, umur kehamilan < 30 minggu membutuhkan waktu
berminggu-minggu untuk memulai metode
ini
4. Lamanya Metode Kanguru Dilakukan
Berdasarkan lamanya metode
ini dilakukan metode kanguru dibagi menjadi intermiten dan kontinyu. Intermiten maksudnya bayi yang masih
memerlukan perawatan konvensional (Inkubator) dikeluarkan dari inkubator untuk
beberapa saat dirawat dengan metode kanguru, setelah itu kembali lagi ke
inkubator. Usahakan pada awalnya jangan kurang dari 60 menit dengan posisi
kanguru, kalau kurang akan menggangu waktu istirahat bayi dan bayi akan stres. Kontinyu berarti
dilakukan berangsur-angsur sampai 24 jam. Bayi dikeluarkan dari gendongan bila
akan mengganti popok, perawatan tali pusat atau perlu pemeriksaan dokter, dan
jika ibu akan mandi. Selama lepas dari ibu, bayi dibungkus rapat agar tidak
kedinginan atau bisa diserahkan pada
suami, nenek, atau saudara yang lain. Metode kanguru ini dilakukan sampai bayi
sudah tidak menginginkannya lagi. Ini ditandai dengan bayi menjadi gelisah,
rewel, selalu bergerak saat berada dalam posisi kanguru. Biasanya ini terjadi
setelah bayi mencapai berat badan 2500 gram atau umur kehamilan 40 minggu.
5. Persiapan yang Diperlukan untuk Melakukan Metode Kanguru
Persiapan yang dilakukan
untuk melakukan metode kanguru menyangkut 3 hal, yaitu : 1) ibu dan bayi :
kondisi dan keberadaan ibu setelah melahirkan merupakan persyaratan utama.
Harus ada pengganti ibu yang secara fisik dan mental sehat, mampu dan mau
melakukan perawatan metode kanguru. Bayi setelah melewati masa krisis dan dalam
keadaan yang stabil sudah bisa dirawat oleh ibunya dengan metode kanguru.
Pakaian ibu dan bayi tidak memerlukan pakaian yang khusus, Hanya ibu harus
mengenakan baju yang terbuka didepan. Untuk bayinya hanya popok dan penutup
kepala. Agar posisi bayi tetap melekat ke dada ibu, diiluar baju ibu bisa
diikat dengan kain panjang dan jangan terlalu menekan perut ibu agar bayi bisa
bernafas. 2) tempat atau instansi : metode kanguru bisa dilakukan pada tempat
pelayanan persalinan di tingkat paling bawah (rumah bersalin, Polindes,
Puskesmas dengan perawatan) sampai rumah sakit rujukan. Harus ada kebijakan
tertulis di tingkat nasional, daerah, dan institusi yang bersangkutan dari
pimpinan yang menyatakan metode kanguru sebagai salah satu metode alternatif
bagi perawatan bayi prematur. Perlu dilakukan evaluasi atas pelaksanaan
metode ini. 3) dukungan lingkungan : untuk keberhasilan metode ini diperlukan
dukungan dari petugas selama masih berada di rumah sakit. Di rumah dukungan
pihak keluarga sangat diperlukan termasuk agar ibu diberi kesempatan untuk
banyak istirahat, tidur yang cukup, aktivitasnya hanya yang berkaitan dengan
bayinya
6. Petunjuk Pelaksanaan Metode Kanguru
Petunjuk pelaksanaan
metode kanguru ini yaitu : 1) setelah mencuci tangan ibu mengenakan baju
kanguru atau baju biasa yang terbuka didepan. 2) bayi diletakkan tegak diantara
kedua payudara ibu. 3) kepala bayi dipalingkan ke arah kiri atau kanan,
sehingga bayi mendengar detak jantung ibunya, leher bayi dalam posisi ekstensi.
4) kenakan kancing baju ibu. 5) agar posisi ibu tidak berubah gunakan kain
panjang yang melilit tubuh ibu (usahakan tidak menekan perut bayi). Posisi ini
dipertahankan terus baik ibu dalam posisi duduk, berdiri maupun berbaring. Bila
ibu berbaring hendaknya tempat tidur di bagian hulu ditopang dengan bantal
sehingga posisi kepala bayi lebih tinggi dari badannya. Ini diperlukan agar
bayi tidak muntah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar