Cari Blog Ini

Rabu, 10 September 2014

Latar Belakang Untuk Lansia Dengan Hipertensi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
       Undang – undang kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyebutkan bahwa upaya untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat termasuk lanjut usia dilaksanakan berdasarkan prinsip non diskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan. Setiap upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat merupakan investasi bagi pembangunan negara. Prinsip non diskriminatif mengandung makna bahwa semua masyarakat harus mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk lanjut usia (Komnas Lansia, 2010a).
       Menurut UU No.13 Tahun 1998 Pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan lanjut usia (lansia) menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Pada tahun 2000, penduduk usia lanjut di seluruh dunia di perkirakan sebanyak 426 juta atau sekitar 6,8%. Jumlah ini akan meningkat hampir dua kali lipat pada tahun 2025, yaitu menjadi sekitar 828 juta jiwa atau sekitar 9,7% dari total penduduk dunia. Dinegara – negara maju, jumlah lansia juga mengalami peningkatan, antara lain: Jepang (17,2%), Singapura (8,7%), Hongkong (12,9%), dan Korea Selatan (7,5%) sudah cukup besar sejak tahun 1990. Sementara negara – negara seperti Belanda, Jerman, dan Prancis sudah lebih dulu menghadapi masalah yang serupa (Notoatmojo, 2011).
       Kesehatan dan gizi merupakan faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia, di samping juga hak asasi manusia. Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta keberhasilan pembangunan di negara kita, telah terjadi peningkatan status kesehatan baik di tingkat individu, keluarga, ataupun masyarakat. Tingkat kesehatan penduduk semakin membaik dan harapan hidup meningkat (Bambang dan Meryyana, 2012).
       Program kesehatan lansia adalah upaya kesehatan berupa promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk meningkatkan status kesehatan lansia. Berdasarkan riset fasilitas kesehatan (Rifaskes) 2011 persentase Puskesmas dengan kegiatan promotif penyuluhan tentang perilaku hidup sehat dan gizi lansia secara nasional 75,7%. Provinsi dengan persentase puskesmas tertinggi adalah Jawa Timur (93,8%), Jawa Tengah (93,6%) dan DI Yogyakarta (93,4%). Persentase terendah ada di Provinsi Papua (6,5%), Papua Barat (10.6%) dan Sulawesi Tenggara (31,8%) (Kemenkes, 2013).
       Fenomena terjadinya peningkatan jumlah penduduk lansia disebabkan oleh penurunan angka fertilitas penduduk, perbaikan status kesehatan dan status transisi epidemiologi, dan peningkatan usia harapan hidup (UHH), serta perubahan gaya hidup. Peningkatan jumlah lansia mempengaruhi aspek kehidupan mereka antara lain perubahan – perubahan fisik, biologis, psikologis, sosial dan munculnya penyakit degeneratif akibat proses penuaan (Fatmah, 2010).
       Data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2007, prevalensi penyakit pada lanjut usia 55-64 tahun adalah penyakit sendi 56,4%, hipertensi 53,7%, stroke 20,2%, penyakit asma 7,3%, jantung 16,1%, diabetes 3,7%, dan tumor 8,8%. Meningkatnya penyakit degeneratif pada lanjut usia ini akan meningkatkan beban ekonomi keluarga, masyarakat dan negara. Keluhan kesehatan lansia yang paling tinggi adalah keluhan yang merupakan efek dari penyakit kronis seperti asam urat, hipertensi, rematik, darah rendah dan diabetes (32,99%) (Kemenkes, 2013).
Berdasarkan hasil Riskesdas Balitbangkes tahun 2007, hipertensi tampak meningkat sesuai peningkatan umur responden. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007, prevalensi hipertensi (pada kelompok umur >18 tahun) pada pria (31,30%) dan pada wanita (31,90%). Prevalensi hipertensi pada responden yang berumur 45-54 tahun (42,40%), 55-64 tahun (53,70%), 65-74 tahun (63,50%), dan >75 tahun (67,30%). Pada populasi umum kejadian tekanan darah tinggi tidak terdistribusi secara merata. Hingga usia 55 tahun lebih banyak ditemukan pada pria. Namun setelah terjadi menopause (biasanya setelah usia 50 tahun), tekanan darah pada wanita meningkat terus, hingga usia 75 tahun tekanan darah tinggi lebih banyak ditemukan pada wanita daripada pria (Kemenkes, 2011).
       Usia lanjut punya masalah dalam hal makan, antara lain nafsu makan menurun. Padahal meskipun aktifitasnya menurun sejalan dengan bertambahnya usia, ia tetap membutuhkan asupan zat gizi lengkap, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Ia pun masih tetap membutuhkan energi untuk menjalankan fungsi biologis tubuhnya (Bambang dan Meryyana, 2012).
       Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2011 hampir separuh (45,41%) lansia di Indonesia memiliki kegiatan utama bekerja. Prevalensi obesitas yang paling tinggi menjelang lansia sampai lansia (kelompok usia 55-64 tahun, 65-74 tahun dan >75 tahun) adalah kelompok usia 55-64 tahun (23,1%). Prevalensi merokok lansia paling tinggi pada kelompok usia 55-64 tahun (37,5%) dengan rata - rata jumlah batang rokok/hari sebanyak 13 batang rokok. (Kemenkes, 2013).

       Hasil penelitian judul Status Gizi Lansia di Daerah Pedesaan, Kecamatan Porsea, Proporsi lansia yang berstatus gizi kurang hampir sama (24% dan19,7%). Hasil analisis dengan menggunakan regresi multinomial didapatkan variabel yang secara statistik berhubungan dan faktor dominan dengan status gizi kurang adalah variabel gangguan suasana hati dengan nilai OR=6,9 , sedangkan variabel dominan pada status gizi lebih adalah variabel kebiasaan merokok (Elva, 2010).
Malonda et al (2012) dengan judul “Pola makan dan konsumsi alkohol sebagai faktor risiko hipertensi pada lansia”. Metodenya adalah observasi dengan desain kontrol kasus. Hasil analisis statistik mengungkapkan bahwa variabel yang menjadi faktor dominan untuk tekanan darah tinggi dan mempengaruhi timbulnya tekanan darah tinggi adalah variabel obesitas dan konsumsi alkohol.
Data posyandu lansia di Poskeskel Rengas Pulau Marelan Medan menunjukkan kunjungan lansia pada tahun 2009 ada 84 orang, tahun 2010 ada 50 orang,  tahun 2011 ada 40 orang, tahun 2012 ada 40 orang, dan tahun 2013 ada 80 orang. Mayoritas lansia yang datang ke posyandu dengan keluhan tekanan darah tinggi ada sekitar 51 orang dan asam urat ada sekitar 13 orang.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas maka dilakukan penelitian dengan mengambil judul “faktor –faktor yang berhubungan dengan penyakit hipertensi pada lanjut usia di Poskeskel Rengas Pulau Marelan Medan Tahun 2014.
1.2  Rumusan Masalah 
       Fenomena terjadinya peningkatan jumlah penduduk lansia disebabkan oleh penurunan angka fertilitas penduduk, perbaikan status kesehatan dan status transisi epidemiologi, peningkatan usia harapan hidup (UHH), serta perubahan gaya hidup. Peningkatan jumlah lansia mempengaruhi aspek kehidupan mereka antara lain perubahan – perubahan fisik, biologis, psikologis, sosial dan munculnya penyakit degeneratif akibat proses penuaan.
Data posyandu lansia di Poskeskel Rengas Pulau Marelan Medan menunjukkan mayoritas lansia yang datang ke posayandu dengan keluhan tekanan darah tinggi ada sekitar 51 orang (79,6%) dan asam urat ada sekitar 13 orang (20,3%)

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka peneliti melakukan studi untuk mendapatkan faktor –faktor yang berhubungan dengan penyakit hipertensi pada lanjut usia di Poskeskel Rengas Pulau Marelan Medan.
DAFTAR PUSTAKA

Adhyantil, dkk. (2012). Faktor Risiko Pola Konsumsi Natrium Kalium Serta Status Obesitas Terhadap Kejadian Hipertensi Di Puskesmas Lailangga. Universitas Hasanuddin
Almatsier, Susirah,Moesijanti. (2011). Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakaarta: Kompas Gramedia
Almatsier, Sunita. (2013). Prinsip Dasar Imu Gizi. Jakaarta: Kompas Gramedia
Arikunto, S. (2010). Penelitian Suatu Prosedur Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Bambang dan Merryana,. (2012). Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta: Kharisma Putra Utama
Beck, Marry. (2011). Ilmu Gizi dan Diet “Hubungan Dengan Penyakit- Penyakit Untuk Perawat Dan Dokter. Yogyakarta : CV. Andi
Efendi dan Nursalam,. (2009). Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Elva S. (2010). Status Gizi Lansia di Daerah Pedesaan, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010.  Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia: Jakarta.
Fatmah. (2010). Gizi Usia Lanjut. Jakarta : Erlangga
Fotoula B dan Assimina Z (2010). Epidemiologi hipertensi pada lanjut usia. Epidemiology of hypertension in the elderly 24 pp:24-30 E-ISSN:1791-809X www.hsj.gr. Health Science Journal® All Rights Reserved
Gandasentana  dan  Kusumaratna. (2011). Aktivitas secara fisik mengurangi tekanan darah tinggi di dalam  lanjut usia dan hemat biaya . Univ Med 2011;30:173-81. Universitas Trisakti Jakarta.
Kusuma, Leila. (2010). Hubungan Gaya Hidup Dengan Status Gizi lansia Di Kelompok Lansia Nuri Puskesmas kecematan Duren Sawit Jakarta Timur. Jakarta: Universitas Respati Indonesia.
Kemenkes RI. (2011). Pedoman Umum PengelolaanPosyandu . ISBN: 978-602-9364-87-3. Jakarta
                      . (2012). Pedoman Pelayanan Gizi Lanjut Usia. ISBN: 978-602-235-039-2. Jakarta.
Kemenkes RI. (2013). Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. ISSN: 2088- 270X. Jakarta
Komnas Lansia. (2010a). Profil Penduduk Lanjut Usia 2009. Jakarta: Komnas Lanjut Usia.
Komnas Lansia. (2010b). Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia. Jakarta: Komnas Lanjut Usia.
Lawarence .(2003). Modifikasi Gaya Hidup sebagai Sarana untuk Mencegah dan Mengobati Tinggi Tekanan Darah di Baltimore, Maryland. Journal of the American Society of Nephrology Copyright © 2003 by the American Society of Nephrology DOI: 10.1097/01.ASN.0000070141.69483.5A
Luknis dan Sutanto. (2011).  Statistik Kesehatan. Jakarta : Raja Grafindo
Malonda et al. (2012). Pola makan dan konsumsi alkohol sebagai faktor risiko hipertensi pada lansia. Jurnal Gizi Klinik Indonesia 2012, VIII(4). Universitas Gajah Mada.
Maryam,Siti. (2012). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika
Moniaga. V  et al. (2012). Pengaruh Senam Bugar Lansia Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi Di BPLU Senja Cerah Paniki Bawah  Universitas Sam Ratulangi Manado.
Mustamin (2010). Asupan Natrium, Status Gizi Dan Tekanan Darah Usia Lanjut Di Puskesmas Bojo Baru Kabupaten Barru. Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Makassar. Media Gizi Pangan, Vol. IX, Edisi 1, Januari – Juni 2010.
Noorkasiani dan Tamher,. (2012). Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Notoatmojo, S. (2010). Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta.
                        . (2011). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta.
                        . (2012). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
                        . (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nugroho, Wahjudi. (2008). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: EGC
Nurika, Ismayanti. (2011). Huubungan Antara Pola Konsumsi Dan Aktivitas Fisik Dengan Status Gizi Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Unit Abiyoso Yogyakarta. ISSN: 1978-0575. FKM Universitas ahmad Dahlan Yogyakarta.
Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Palomas  et al. (2011). Dampak jangka panjang pada malnutrisi dengan pasien gagal jantung yang di rawat di RS Reina Sofia, Cordoba, Spanyol. Jurnal cardiologi, Vol.64, September 2011.
Pratiwi  dan Tala  (2009). Gambaran Status Gizi Pasien Hipertensi Lansia di RSUP H. Adam Malik Medan. e-Jurnal FK USU, Vol 1 No 1 (Februari 2013)
Rini et al (2013). Faktor Resiko Aktivitas Fisik, Merokok dan, Konsumsi Alkohol Terhadap Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Pattigalloang di Makassar. Universitas Hasanuddin; repository.unhas.ac.id
Sari N V dan Pramono A. (2014). Status Gizi, Penyakit Kronis, Dan Konsumsi Obat Terhadap Kualitas Hidup Dimensi Kesehatan Fisik Lansia.  Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 83 - 89  Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc
Stockslager, Jaime. (2008). Buku Saku Asuhan Keperawatan Geriatrik. Jakarta: EGC
Sudartinah. (2012). Hubungan pola makan, gaya hidup dan status gizi pada pralansia dan lansia dengan Hipertensi di kelurahan kejiwan Kec. Wonosobo Kab.Wonosobo tahun 2012 .http:// lontar. Ui .ac .id/ opac/ themes /libri2/ detail.jsp ?d= 20315658& lokasi=lokal
Suhadi . (2011). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan lansia  dalam perawatan hipertensi di wilayah Puskesmas Srondol, Kota Semarang 2011. Universitas Indonesia.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
                . (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Supriasa, Bakri, Fajar. (2012). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC
Thristyaningsih et al. (2012) . Senam bugar lansia berpengaruh terhadap daya tahan jantung paru, status gizi, dan tekanan darah. Jurnal Gizi Klinik Indonesia 2011, VIII(1). Universitas Gajah Mada.
Susanti, Dewi. (2013). Hubungan Karateristik Faktor Sosial Dan Pola Hidup Dengan Status Gizi Lanjut Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas Salembaran Jaya Kabupaten Tanggerang. Jakarta:  Universitas Respati Indonesia.
Wawan, Dewi. (2010). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Numed

Tidak ada komentar:

Posting Komentar