1) Leila Kusuma (2010) dengan judul “Hubungan
gaya hidup dengan status gizi lansia di kelompok lansia Nuri Puskesmas
Kecamatan Duren Jakarta Timur”. Desain Cross
sectional dengan metode purposive
sampling. Hasil menunjukkan bahwa lansia dengan pola makan tidak baik akan
mempunyai peluang 5 kali status gizi lebih, sedangkan pada lansia yang bekerja
mempunyai peluang 17 kali status gizi lebih.
2) Oktiriyani
(2012) dengan judul “Gambaran status gizi pada lansia di panti sosial tresna
werdha Budi Mulya 01 dan 03 Jakarta Timur”. Desain penelitian menggunakan cross- sectional. Hasil IMT adalah 50,3% status gizi normal,
33,6% gizi kurang, 16,1 gizi lebih. Sementara 47,6% lansia normal, dan tidak
membutuhkan pengkajian lebih lanjut sedangkan 52,4% lansia mungkin mal nutrisi
dan membutuhkan pengkajian lebih lanjut berdasarkan The
Mini Nutrional Assement.
3) Elva
Simanjuntak (2010) dengan judul “Status Gizi Lansia di Daerah Pedesaan,
Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010”.
Desain penelitian ini cross sectional. Dan hasil menunjukkan Proporsi lansia yang berstatus gizi kurang
hampir sama (24% dan19,7%). Hasil analisis dengan menggunakan regresi
multinomial didapatkan variabel yang secara statistik berhubungan dan faktor
dominan dengan status gizi kurang adalah variabel gangguan suasana hati dengan
nilai OR=6,9 , sedangkan variabel dominan pada status gizi lebih adalah
variabel kebiasaan merokok.
4) Sudartinah
(2012) dengan judul “Hubungan pola makan, gaya hidup dan status gizi pada
pralansia dan lansia dengan Hipertensi di Kelurahan Kejiwan Kec. Wonosobo Kab.Wonosobo
tahun 2012”. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif, cross sectional. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel yang memiliki hubungan dari kelima variabel yang
dihubungkan yaitu hubungan riwayat penyakit keluarga (p = 0,025) dengan
kejadian hipertensi.
5) Sari N
K dan Pramono A (2014) dengan judul “Status gizi, penyakit kronis, dan konsumsi obat terhadap dimensi kualitas
hidup dan kesehatan fisik lansia”. Metode
penelitian ini
menggunakan rancangan cross sectional. Hasil kejadian penyakit kronis (r= -0,449; p=0,000) dan konsumsi
obat-obatan (r= -0,299; p=0,023) berhubungan dengan kualitas hidup dimensi
kesehatan fisik tetapi status gizi tidak (r=0,090; p=0,501).
6) Moniaga V et al. (2012) dengan judul “Pengaruh Senam Bugar Lansia Terhadap
Tekanan Darah Penderita Hipertensi”. Hasil penelitian dari awal sebelum melakukan kegiatan senam
bugar lansia sampai minggu ke 3 perlakuan didapatkan tekanan darah sistolik
pada lansia mengalami penurunan yang menunjukan perbedaan bermakna, sedangkan
tekanan darah diastolik mengalami kenaikan dan tidak menunjukan perbedaan
bermakna tapi masih dalam batas normal.
7) Malonda
N et al. (2012) dengan judul “Pola
makan dan konsumsi alkohol sebagai faktor risiko hipertensi pada lansia”.
Metodenya adalah observasi dengan desain kontrol kasus. Hasil dari analisis menunjukkan
bahwa variabel yang menjadi faktor
dominan untuk tekanan darah tinggi dan mempengaruhi timbulnya tekanan darah
tinggi adalah lemak dan konsumsi alkohol.
8) Thristyaningsih
S et al. (2012) dengan judul “Senam
bugar lansia berpengaruh terhadap daya tahan jantung paru, status gizi, dan
tekanan darah”. Hasil ada penting antara
latihan kebugaran yang lebih tua dan tekanan darah systolic, daya tahan jantung
dan paru-paru dan status ilmu gizi dari lanjut usia hypertensive.
9) Pratiwi V R dan Tala Z (2009) dengan judul “Gambaran
Status Gizi Pasien Hipertensi Lansia di RSUP H. Adam Malik Medan”. Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif
dengan rancangan penelitian cross sectional study. Berdasarkan hasil
penelitian, responden hipertensi lansia sebagian besar berada pada kelompok usia
antara 60-74 tahun (lanjut usia), berjenis kelamin wanita, tidak bekerja, dan berstatus
gizi obese (IMT ≥ 25) yang mengalami hipertensi.
10) Mustamin (2010) dengan judul “Asupan natrium,
status gizi dan tekanan darah pada lanjut usia Di Puskesmas Bojo Baru Kabupaten
Barru”. Hasil menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara mengkonsumsi
natrium dengan tekanan darah pada lanjut
usia dan status gizi dengan tekanan darah pada lanjut usia.
11) Gandasentana dan Kusumaratna (2011)
dengan judul “Aktivitas fisik mengurangi tekanan darah tinggi pada lanjut usia. Metode penelitian dengan pendekatan cross sectional.
Hasil tidak ada perbedaan yang bermakna dari tekanan
darah tinggi antara (pria) dan wanita lebih tua dan variabel yang berrisiko
untuk tekanan darah tinggi di dalam kelompok secara aktivitas fisik rendah.
12) Suhadi (2011), dengan judul “Analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan lansia dalam perawatan hipertensi di wilayah
Puskesmas Srondol, Kota Semarang 2011.” Hasil penelitian adalah ada pengaruh antara usia, status tinggal, biaya pengobatan, pengetahuan
hipertensi, dampak fisiologis, dan dukungan lingkungan.
13) Rini
et al (2013) dengan judul Faktor Risiko
Aktivitas Fisik, Merokok dan, Konsumsi Alkohol Terhadap Kejadian Hipertensi
Pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Pattigalloang di Makassar. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan desain penelitian case control. Hasil analisis
menunjukkan bahwa aktivitas fisik dan merokok merupakan faktor risiko yang
tidak bermakna terhadap kejadian hipertensi pada lansia, sedangkan konsumsi
alkohol bukan merupakan faktor risiko terhadap kejadian hipertensi pada lansia.
14) Adhyantil et
al (2012) dengan judul “Faktor Risiko Pola Konsumsi Natrium, Kalium, Serta
Status Obesitas Terhadap Kejadian Hipertensi Di Puskesmas Lailangga”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola konsumsi natrium memiliki nilai
signifikan sebagai faktor risiko kejadian hipertensi sedangkan pola konsumsi
kalium dan status obesitas tidak ada hubungan.
15) Widati et al (2012) dengan judul “Hubungan Antara
Status Gizi Dengan Hipertensi Pada Pria Usia 45-60 Tahun Di Dusun Krajan
Desa Ketindan Kecamatan Lawang Kabupaten Malang” hasil dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara status gizi dengan hipertensi.
16) Palomas et al (2012) dengan judul “Dampak jangka
panjang pada malnutrisi dengan pasien gagal jantung yang di rawat di RS Reina
Sofia, Cordoba, Spanyol. .Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara malnutrisi pada pasien gagal jantung dengan berat
badan dibawah normal dan hipertensi.
17) Lawarence (2003) dengan judul “Modifikasi Gaya
Hidup sebagai Sarana untuk Mencegah dan Mengobati Tinggi Tekanan Darah”
menunjukkan hasil penelitian ada hubungan antara asupan natrium dan berat badan
dengan tekanan darah tinggi pada lansia di Baltimore, Maryland.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar