Cari Blog Ini

Rabu, 10 September 2014

Jurnal Yang Berhubungan Dengan HIpertensi Pada Lansia


1)    Leila Kusuma (2010) dengan judul “Hubungan gaya hidup dengan status gizi lansia di kelompok lansia Nuri Puskesmas Kecamatan Duren Jakarta Timur”. Desain Cross sectional dengan metode purposive sampling. Hasil menunjukkan bahwa lansia dengan pola makan tidak baik akan mempunyai peluang 5 kali status gizi lebih, sedangkan pada lansia yang bekerja mempunyai peluang 17 kali status gizi lebih.
2)    Oktiriyani (2012) dengan judul “Gambaran status gizi pada lansia di panti sosial tresna werdha Budi Mulya 01 dan 03 Jakarta Timur”. Desain penelitian menggunakan cross- sectional. Hasil IMT adalah 50,3% status gizi normal, 33,6% gizi kurang, 16,1 gizi lebih. Sementara 47,6% lansia normal, dan tidak membutuhkan pengkajian lebih lanjut sedangkan 52,4% lansia mungkin mal nutrisi dan membutuhkan pengkajian lebih lanjut berdasarkan  The Mini Nutrional Assement.
3)   Elva Simanjuntak (2010) dengan judul “Status Gizi Lansia di Daerah Pedesaan, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010”. Desain penelitian ini cross sectional. Dan hasil menunjukkan Proporsi lansia yang berstatus gizi kurang hampir sama (24% dan19,7%). Hasil analisis dengan menggunakan regresi multinomial didapatkan variabel yang secara statistik berhubungan dan faktor dominan dengan status gizi kurang adalah variabel gangguan suasana hati dengan nilai OR=6,9 , sedangkan variabel dominan pada status gizi lebih adalah variabel kebiasaan merokok.
4)   Sudartinah (2012) dengan judul “Hubungan pola makan, gaya hidup dan status gizi pada pralansia dan lansia dengan Hipertensi di Kelurahan Kejiwan Kec. Wonosobo Kab.Wonosobo tahun 2012”. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif, cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang memiliki hubungan dari kelima variabel yang dihubungkan yaitu hubungan riwayat penyakit keluarga (p = 0,025) dengan kejadian hipertensi.
5)    Sari N K dan Pramono A (2014) dengan judul “Status gizi, penyakit kronis, dan konsumsi obat terhadap dimensi kualitas hidup dan kesehatan fisik lansia”. Metode penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Hasil kejadian penyakit kronis (r= -0,449; p=0,000) dan konsumsi obat-obatan (r= -0,299; p=0,023) berhubungan dengan kualitas hidup dimensi kesehatan fisik tetapi status gizi tidak (r=0,090; p=0,501).
6)    Moniaga V et al. (2012) dengan judul “Pengaruh Senam Bugar Lansia Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi”. Hasil penelitian dari awal sebelum melakukan kegiatan senam bugar lansia sampai minggu ke 3 perlakuan didapatkan tekanan darah sistolik pada lansia mengalami penurunan yang menunjukan perbedaan bermakna, sedangkan tekanan darah diastolik mengalami kenaikan dan tidak menunjukan perbedaan bermakna tapi masih dalam batas normal.
7)    Malonda N et al. (2012) dengan judul “Pola makan dan konsumsi alkohol sebagai faktor risiko hipertensi pada lansia”. Metodenya adalah observasi dengan desain kontrol kasus. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa variabel yang  menjadi faktor dominan untuk tekanan darah tinggi dan mempengaruhi timbulnya tekanan darah tinggi adalah lemak dan konsumsi alkohol.
8)    Thristyaningsih S et al. (2012) dengan judul “Senam bugar lansia berpengaruh terhadap daya tahan jantung paru, status gizi, dan tekanan darah”. Hasil  ada penting antara latihan kebugaran yang lebih tua dan tekanan darah systolic, daya tahan jantung dan paru-paru dan status ilmu gizi dari lanjut usia hypertensive.
9)    Pratiwi V R dan  Tala Z  (2009) dengan judul  “Gambaran Status Gizi Pasien Hipertensi Lansia di RSUP H. Adam Malik Medan”.   Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional study. Berdasarkan hasil penelitian, responden hipertensi lansia sebagian besar berada pada kelompok usia antara 60-74 tahun (lanjut usia), berjenis kelamin wanita, tidak bekerja, dan berstatus gizi obese (IMT ≥ 25) yang mengalami hipertensi.
10)   Mustamin (2010) dengan judul “Asupan natrium, status gizi dan tekanan darah pada lanjut usia Di Puskesmas Bojo Baru Kabupaten Barru”. Hasil menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara mengkonsumsi natrium dengan  tekanan darah pada lanjut usia dan status gizi dengan tekanan darah pada  lanjut usia.
11)   Gandasentana dan Kusumaratna (2011) dengan judul “Aktivitas fisik mengurangi tekanan darah tinggi pada  lanjut usia. Metode penelitian dengan pendekatan cross sectional. Hasil  tidak ada perbedaan yang bermakna dari tekanan darah tinggi antara (pria) dan wanita lebih tua dan variabel yang berrisiko untuk tekanan darah tinggi di dalam kelompok secara aktivitas fisik rendah.
12)   Suhadi (2011), dengan judul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan lansia  dalam perawatan hipertensi di wilayah Puskesmas Srondol, Kota Semarang 2011.” Hasil penelitian adalah ada pengaruh antara usia, status tinggal, biaya pengobatan, pengetahuan hipertensi, dampak fisiologis, dan dukungan lingkungan.
13)   Rini et al (2013) dengan judul Faktor Risiko Aktivitas Fisik, Merokok dan, Konsumsi Alkohol Terhadap Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Pattigalloang di Makassar. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan desain penelitian case control. Hasil analisis menunjukkan bahwa aktivitas fisik dan merokok merupakan faktor risiko yang tidak bermakna terhadap kejadian hipertensi pada lansia, sedangkan konsumsi alkohol bukan merupakan faktor risiko terhadap kejadian hipertensi pada lansia.
14)   Adhyantil et al (2012) dengan judul “Faktor Risiko Pola Konsumsi Natrium, Kalium, Serta Status Obesitas Terhadap Kejadian Hipertensi Di Puskesmas Lailangga”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola konsumsi natrium memiliki nilai signifikan sebagai faktor risiko kejadian hipertensi sedangkan pola konsumsi kalium dan status obesitas tidak ada hubungan.
15)  Widati  et al (2012) dengan judul “Hubungan Antara Status Gizi Dengan Hipertensi Pada Pria Usia 45-60 Tahun Di Dusun Krajan Desa Ketindan Kecamatan Lawang Kabupaten Malang” hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara status gizi dengan hipertensi.
16)  Palomas  et al (2012) dengan judul “Dampak jangka panjang pada malnutrisi dengan pasien gagal jantung yang di rawat di RS Reina Sofia, Cordoba, Spanyol. .Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara malnutrisi pada pasien gagal jantung dengan berat badan dibawah normal dan hipertensi.

17)   Lawarence (2003) dengan judul “Modifikasi Gaya Hidup sebagai Sarana untuk Mencegah dan Mengobati Tinggi Tekanan Darah” menunjukkan hasil penelitian ada hubungan antara asupan natrium dan berat badan dengan tekanan darah tinggi pada lansia di Baltimore, Maryland.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar