Cari Blog Ini

Rabu, 10 September 2014

58 Langkah APN

58 Langkah APN
   Dalam melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman sesuai standar APN maka dirumuskan 58 langkah APN sebagai berikut :
1.      Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua
2.      Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul dan memasukkan alat suntik sekali pakai 2 ½  ml ke dalam wadah partus set
3.      Memakai celemek plastik
4.      Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
5.      Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan untuk pemeriksaan dalam
6.      Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan letakkan kembali kedalam wadah partus set
7.      Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan dari vulva ke perineum
8.      Melakukan pemeriksaan dalam, pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah
9.      Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% dan  membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
10.  Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai, pastikan DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit)
11.  Memberitahu  ibu pembukaan sudah lengkap dan  keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran
12.  Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman
13.  Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran
14.  Menganjurkan ibu untuk berjalan, jongkok dan mengambil posisi nyaman, jika ibu merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit
15.  Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
16.  Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu
17.  Membuka partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
18.  Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
19.  Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm, memasang handuk bersih untuk mengeringkan bayi pada perut ibu
20.  Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
21.  Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putar paksi luar secara spontan
22.  Setelah kepala melakukan putar paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi, dengan lembut gerakan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakan ke arah atas dan distal untuk melakukan bahu belakang
23.  Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas
24.  Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung ke arah bokong dandan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri diantara lutut janin)
25.  Melakukan penilaian selintas :
a.       Apakah bayi menangis kuat
b.      Apakah bayi bernafas tanpa kesulitan?
c.       Apakah bayi bergerak aktif?
26.  Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering dan membiarkan bayi di atas perut ibu
27.  Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus
28.  Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik
29.  Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM (intramuscular) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin)
30.  Setelah 2 menit pascapersalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama
31.  Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara dua klem tersebut
32.  Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya
33.  Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi
34.  Memindahkan  klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
35.  Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain meregangkan tali pusat
36.  Setelah uterus berkontraksi, regangkan tali pusat dengan tangan  kanan, sementara tangan kiri menekan  uterus dengan  hati-hati  kearah dorsokranial. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan peregangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur
37.  Melakukan peregangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorsokranial)
38.  Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban
39.  Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)
40.  Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukkan ke dalam kantong plastik yang tersedia
41.  Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan
42.  Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam
43.  Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam
44.  Setelah 1 jam, lakukan  penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis dan vitamin K1 1 mg intramuskular di paha kiri anterolateral
45.  Setelah 1 jam  pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral
46.  Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam
47.  Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi
48.  Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
49.  Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam  pertama  pascapersalinan dan setiap 30 menit selama 1 jam kedua pascapersalinan
50.  Memeriksa kembali untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik
51.  Menempatkan semua peralatan bekas pakai ke dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi
52.  Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai
53.  Membersihkan  ibu dengan  menggunakan air DTT. Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian bersih dan kering
54.  Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum
55.  Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%
56.  Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung tangan dalam  keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
57.  Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir

58.  Melengkapi partograf (Depkes, 2007).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar