Cari Blog Ini

Rabu, 10 September 2014

Diet, The Menstrual Cycle And Sex Steroid Hormones (Makanan, Siklus Menstruasi, Dan Hormon Steroid)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Gizi adalah makanan yang dapat memenuhi kesehatan. Zat gizi adalah unsur yang terdapat dalam makanan dan dapat memengaruhi kesehatan. Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan transportasi,penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi.
Kebutuhan energi dan nutrisi pada remaja dipengaruhi oleh usia reproduksi, tingkat aktivitas dan status nutrisi. Nutrisi yang dibutuhkan sedikit lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan remaja tersebut. Remaja yang berasal dari sosial ekonomi rendah sumber makanaan adekuat tidak terpenuhi, dan mempunyai resiko defisisensi zat besi sebelum hamil. Pemberian tambahan energi diberikan kepada remaja dengan berat badan rendah. Penambahan energi didapatkan dengan meningkatkan nafsu makan, akan tetapi seorang remaja sering terlalu memperhatikan penambahan berat badannya. Seorang remaja dapat mengalami peningkatan resiko defisisensi zat besi, karena kebutuhan yang meningkat sehubungan dengan pertumbuhan.
Menarche adalah haid yang pertama terjadi, yang merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil. Status gizi remaja wanita sangat memengaruhi terjadinya menarche baik faktor usia terjadinya menarche, adanya keluhan-keluhan selam menarke maupun lamanya hari menarche. Secara psikologis wanita remaja yang pertama sekali mengalami haid akan mengeluh rasa nyeri, kurang nyaman, dammengeluh perutnya terasa gembung. Tetapi beberapa remaja keluhan-keluhan tersebut tidak dirasakan. Hal ini dipengaruhi nutrisi yang adekuat yang biasa dikonsumsi, selain olahraga yang teratur .
Pada remaja wanita perlu mempertahankan status gizi yang baik, dengan cara mengkonsumsi makanan seimbang karena sangat dibutuhkan pada saat haid, terbukti pada saat haid tersebut terutama pada fase luteal yang terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi. Apabila hal ini diabaikan maka dampaknya akan terjadi keluhan yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan selama siklus haid
Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang anak karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal menyangkut keterbatasan ekonomi keluarga sehingga uang yang tersedia tidak cukup untuk membeli makanan. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat didalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai problema makan. Intake gizi yang baik berperan penting di dalam mencapai pertumbuhan badan yang optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup pula pertumbuhan otak yang sangat menentukan kecerdasan seseorang. Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya pengetahuan seseorang mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi oleh tubuhnya.  biasanya justru membelikan makanan yang enak  tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak mengimbanginya dengan makanan sehat yang mengandung banyak gizi.
Hormon seks estrogen , progesteron , dan androgen terlibat dalam regulasi yang kompleks nafsu makan , makan dan energi metabolisme . Pada sebagian besar spesies , termasuk manusia , asupan makanan dan fungsi reproduksi terkait erat . Jadi, selama berbeda fase hormonal dari siklus menstruasi asupan makanan sehari-hari bervariasi dan, apalagi , adaptasi fisiologis yang luar biasa nafsu makan dan komposisi tubuh terjadi selama kehamilan dan menyusui . Selain itu, pengaturan perilaku makan dan metabolisme fungsi dengan hormon seks yang sangat penting umum untuk kesehatan perempuan , seperti yang ditunjukkan oleh gangguan dalam peraturan ini terkait dengan sejumlah gangguan klinis . Dalam konteks ini gangguan makan dan obesitas , yang menjadi lebih dan lebih meluas dan digabungkan dengan morbiditas dan mortalitas yang parah , yang perhatian khusus . Penelitian terbaru yang dirancang untuk menjelaskan mekanisme dan memberikan strategi untuk pencegahan dan pengobatan masalah-masalah kesehatan utama telah mengungkapkan wawasan baru ke dalam pengaturan nafsu makan dan perilaku makan oleh hormon seks.
Oleh karena itulah kami mengangkat tema kesehatan reproduksi dengan judul Diet, The Menstrual Cycle And Sex Steroid Hormones (Makanan, Siklus Menstruasi, Dan Hormon Steroid) dalam judul makalah ini. 
1.2. Tujuan Pembahasan
1.2.1.      Tujuan Umum
        Untuk mengetahui tentang Diet, The Menstrual Cycle And Sex Steroid Hormones (Makanan, Siklus Menstruasi, Dan Hormon Steroid)
1.2.2.      Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui tentang diet/ makanan, siklus menstruasi, hormon seks steroid, fertilitas dan pre mesntrual syndrom.
2.      Untuk mengetahui tentang masalah kesehatan karena makanan atau diet yang tidak tepat
3.      Untuk mengetahui penanganan tentang masalah kesehatan karena makanan atau diet yang tidak tepat

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.       Pengertian
2.1.1.      Gizi
              Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yang masih dalam masa pertumbuhan. Dimasa tumbuh kembang balita yang berlangsung secara cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas dan kuantitas yang tepat dan seimbang.
              Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
              Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.
              Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang.
              Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh. 
2.1.2.         Hormon Seks Steroid
              Hormon steroid berasal dari kolesterol dan berstruktur inti perhidrosiklopentanolfenantren yang terbagi atas tiga cincin sikloheksana. Senyawa steroid terdapat pada hewan, tanaman tingkat tinggi bahkan terdapat pula pada beberapa tanaman tingkat rendah seperti jamur (fungi). Steroid banyak terdapat di alam tetapi dalam jumlah yang terbatas dan mempunyai aktivitas biologis, yang mempunyai karakteristik tertentu yaitu seperti 1) substitusi oksigen pada atom C-3 yang merupakan sifat khas steroid alam 2) subsitusi gugus metil angular pada atom C-10 dan C-13 yang dikenal dengan atom C-18 dan C-19, kecuali pada senyawa steroid dengan cincin A berbentuk benzenoid, seperti pada kelompok esterogen.
              Mendengar kata steroid, anabolic steroid, obat perangsang meningkatnya metabolisme hormonal tubuh manusia sehingga menjadi lebih kuat. Steroid ini di dalam dunia olahraga sering menimbulkan kontroversi, mengingat prestasi seseorang dapat meningkat dengan mengkonsumsinya, sementara di pihak lain, konsumsi steroid dapat menimbulkan efek samping bagi kesehatan manusia. Baik yang terdapat di tumbuhan maupun di hewan, merupakan hormon yang larut dalam lemak, dan mempunyai struktur basa tetrasiklo.
              Struktur basa memiliki empat cincin yang saling terpaut dan terdiri dari tiga cincin sikloheksan dan siklopentan tersintesis dari asetil CoA melalui jalur asam mevalonik di dalam metabolisme sel tumbuhan. Perbedaan pre-kursor di jalur asam mevalonik, dalam biosintesis steroid pada tumbuhan dan hewan menghasilkan produk steroid yang berbeda, pada tumbuhan menghasilkan brassinolide dan pada hewan menghasilkan kolesterol, dan yang lain lagi pada cendawan menghasilkan ergosterol.
             Potensi hormon steroid tergantung pada :
a.       Kombinasi antara afinitas reseptor dengan hormon atau obat tertentu
b.      Afinitas kompleks hormon-reseptor terhadap SRE-steroid reseptor element
c.       Efisiensi kompleks hormon-reseptor yang sudah aktif dalam mengatur transkripsi gen
              Molekul dengan afinitas tinggi terhadap reseptor dan yang kompleks hormon-reseptornya memiliki afinitas tinggi untuk SRE akan bekerja sebagai agonis terhadap senyawa induknya.  Molekul lain dengan afinitas tinggi terhadap reseptor, namun ikatan antara kompleks hormon-reseptor dengan kurang efisien akan bekerja secara antagonis dengan senyawa induknya.
tamoksifen adalah senyawa dengan campuran sifat agonis dan antagonis.
              Tamoksifen adalah antiestrogen yang bekerja secara antagonis kuat terhadap reseptor estrogen pada payudara dan agonis pada uterus dan tulang.
Klomifen sitrat dapat digunakan untuk meng induksi ovulasi. Interaksi klomifen sitrat dengan reseptor estrogen hipofisis dan hipotalamus akan menghasilkan pengikatan reseptor tanpa disertai dengan stimulasi lanjutan yang efisien dari transkripsi gen yang berhubungan dengan estrogen. Hipotalamus mengenali keadaan ini sebagai keadaan hipoestrogen sehingga frekuensi denyut GnRH meningkat.
              Produksi FSH hipofisis akan di stimulasi dan menyebabkan meningkatkan kadar estrogen ovarium. Estrogen tersebut akan bekerja secara lokal untuk rekruitmen folikel ovarium agar ber ovulasi. Saat klomifen dihentikan, reseptor estrogen di hipotalamus siap berikatan kembali dengan estrogen dan memberikan respon SRE yang sesuai.  Hipotalamus dapat merespon secara normal terhadap kadar estrogen yang tinggi dalam sirkulasi serta lonjakan LH sehingga terjadi ovulasi.
              Hormon steroid dalam sirkulasi berada dalam bentuk ikatan dengan protein yang spesifik. Hormon yang terikat oleh protein tidak menembus membran plasma sel. Hampir 70% testosteron dan estradiol dalam sirkulasi terikat dengan globulin β yang dikenal sebagai SHBG-sex hormon – binding globulin. 30% berada dalam ikatan yang longgar dengan albumin dan sebagian kecil ( 1 – 2 % ) dalam keadaan bebas dan dapat masuk kedalam sel.
              Sintesis SHBG akan meningkat pada kehamilan, hiperestrogenemia dan hipertiroidisme. Androgen, progestin, hormon pertumbuhan dan kortikoid akan menurunkan sintesa SHBG. Perubahan konsentrasi SHBG akan mempengaruhi jumlah steroid dalam sirkulasi yang bebas dan tidak terikat sehingga mempengaruhi kerja biologis steroid dengan mengubah jumlah steroid yang bebas masuk kedalam sel. Metabolisme Steroid, kecuali progestin, androgen adalah prekursor obligat dari semua hormon steroid sehingga androgen dibuat di seluruh jaringan penghasil steroid termasuk testis, ovarium dan kelenjar adrenal. Androgen utama dalam sirkulasi pada pria adalah testosteron yang diproduksi testis.
              Kerja hormonal androgen dihasilkan secara langsung melalui pengikatan ke reseptor androgen atau secara tidak langsung setelah konversi menjadi DHT-dihydrotestosteron dalam jaringan target. Testosteron berkeja pada saluran genitalia interna janin laki laki dan otot untuk memacu pertumbuhan. Pada pria dewasa, DHT bekerja secara lokal untuk mempertahankan maskulinisasi genitalia eksterna dan cic seksual sekunder seperti rambut wajah dan pubis.
              Jenis androgen lain pada pria adalah : androstenedione, androstenediol, dehidroepiandrosterone (DHEA) dan dehidroepiandrosteron sulfat (DHEA-S).
Semua jenis androgen dijumpai dalam sirkulasi wanita, kecuali androstenedione, konsentrasi androgen pada wanita lebih sedikit dibanding pada pria. Androstenedione pada wanita berperan sebagai prohormon dan dikonversi dalam jaringan target menjadi testosteron, estron dan estradiol.
              Estradiol (E2) adalah estrogen utama yang disekresi ovarium. Estron (E1 ) juga di sekresi oleh ovarium dalam jumlah banyak. Estriol ( E3) tidak dihasilkan oleh ovarium namun diproduksi dari estradiol dan estron di jaringan perifer, dari androgen plasenta ; estriol diperkirakan adalah metabolit kurang aktif dari estrogen.
              Kelenjar adrenal merupakan sumber utama steroid seks pada pria dan wanita. Androgen adrenal berperan penting pada wanita pasca menopause.
Progestin dalam sirkulasi yang paling banyak adalah progesteron. Progesteron dihasilkan oleh ovarium,testis, plasenta dan kelenjar adrenal. 17-hidroksiprogesteron dari adrenal dan ovarium adalah jenis yang paling banyak dijumpai dalam sirkulasi
              Ekskresi steroid terjadi melalui urine dan empedu. Sebelum di eleminasi, terjadi konjugasi sebagai sulfat atau glukoronida. Beberapa jenis konjugat dalam bentuk seperti DHEA-S di sekresi secara aktif.
Hormon yang di konjugasi tersebut berperan sebagai prekursor terhadap metabolit hormon aktif pada jaringan target yang memiliki enzim untuk melakukan hidrolisis ikatan ester yang terlibat dalam konjugasi.

2.1.3.         Siklus Menstruasi
              Haid atau menstruasi adalah salah satu proses alami seorang perempuan yaitu proses deskuamasi atau meluruhnya dinding rahim bagian dalam (endometrium) yang keluar melalui vagina. Siklus menstruasi berkisar antara 21 - 40 hari, hanya 10 – 15% wanita yang memiliki siklus 28 hari dan lebih dari 35 hari. Jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarche dan sesaat sebelum menopause, lamanya mengeluarkan darah pun berbeda-beda, biasanya antara 3-5 hari,7-8 hari dan ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit. 
              Menarche sendiri adalah waktu pertama kali menstruasi dan sebagai salah satu aspek penting untuk menjadikan wanita memasuki masa puber. Permulaan dan kelanjutan dari siklus menstruasi yang normal tergantung pada kesatuan fungsional dan anatomis dari hipotalamus bersama dengan pusat-pusat yang lebih tinggi termasuk peran kelenjar pineal, pituitary anterior, ovarium, dan uterus.
              Siklus menstruasi dipengaruhi oleh serangkaian hormon yang diproduksi oleh tubuh yaitu Luteinizing Hormon , Follicle Stimulating Hormone dan estrogen. Selain itu siklus juga dipengaruhi oleh kondisi psikis sehingga bisa maju dan mundur. Masa subur ditandai oleh kenaikan Luteinizing Hormone secara signifikan sesaat sebelum terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium). Kenaikan LH akan mendorong sel telur keluar dari ovarium menuju tuba falopii. Didalam tuba falopii ini bisa terjadi pembuahan oleh sperma. Masa-masa inilah yang disebut masa subur, yaitu bila sel telur ada dan siap untuk dibuahi. Sel telur berada dalam tuba falopi selama kurang lebih 3-4 hari namun hanya sampai umur 2 hari masa yang paling baik untuk dibuahi, setelah itu mati. LH surge yaitu kenaikan LH secara tiba-tiba akan mendorong sel telur keluar dari ovarium. Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16-32 jam setelah terjadi peningkatan LH.
              Beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada bagian perut bawah pada saat hal ini terjadi. Lama keluarnya darah menstruasi juga bervariasi, pada umumnya lamanya 4 sampai 6 hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari masih dapat dianggap normal. Pengeluaran darah menstruasi terdiri dari fragmen-fragmen kelupasan endrometrium yang bercampur dengan darah yang banyaknya tidak tentu. Biasanya darahnya cair, tetapi apabila kecepatan aliran darahnya terlalu besar, bekuan dengan berbagai ukuran sangat mungkin ditemukan. Ketidakbekuan darah menstruasi yang biasa ini disebabkan oleh suatu sistem fibrinolitik lokal yang aktif di dalam endometrium. Rata-rata banyaknya darah yang hilang pada wanita normal selama satu periode menstruasi telah ditentukan oleh beberapa kelompok peneliti, yaitu 25-60 ml. Konsentrasi Hb normal 14 gr per dl dan kandungan besi Hb 3,4 mg per g, volume darah ini mengandung 12-29 mg besi dan menggambarkan kehilangan darah yang sama dengan 0,4 sampai 1,0 mg besi untuk setiap hari siklus tersebut atau 150 sampai 400 mg per tahun
              Setiap satu siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi dalam uterus. Fase-fase ini merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara hipofisis anterior, ovarium, dan uterus. Fase-fase tersebut adalah :
1.      Fase menstruasi atau deskuamasi Fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Fase ini berlangsung selama 3-4 hari.
2.      Fase pasca menstruasi atau fase regenerasi. Fase ini, terjadi penyembuhan luka akibat lepasnya endometrium. Kondisi ini mulai sejak fase menstruasi terjadi dan berlangsung selama ± 4 hari. Terjadi pada hari pertama sampai hari ke lima pada siklus menstruasi
3.      Fase intermenstum atau fase proliferasi . Setelah luka sembuh, akan terjadi penebalan pada endometrium ± 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus menstruasi. Fase proliferasi dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : Fase proliferasi dini, terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenali dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel. Fase proliferasi madya, terjadi pada hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat dikenali dari epitel permukaan yang berbentuk torak yang tinggi. Fase proliferasi akhir, berlangsung antara hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat dikenali dari permukaan yang tidak rata dan dijumpai banyaknya mitosis. Pada masa ini adalah masa paling subur bagi seorang wanita.
4.      Fase pramenstruasi atau fase sekresi. Fase ini berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Fase ini endometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang berkelok-kelok dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Bagian dalam sel endometrium terdapat glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur yang dibuahi. Fase sekresi dibagi dalam 2 tahap, yaitu: Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase sebelumnya karena kehilangan cairan. Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang dan menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Akhir masa ini, stroma endometrium berubah kearah sel-sel; desidua, terutama yang ada di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan terjadinya nidasi
2.1.4.           Sindrom Pre Menstruasi
              Sindrom prahaid (Bahasa Inggris: premenstrual syndrome, PMS) adalah kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi wanita. Sekitar 80 hingga 95 persen perempuan pada usia melahirkan mengalami gejala-gejala pramenstruasi yang dapat mengganggu beberapa aspek dalam kehidupannya. Gejala tersebut dapat diperkirakan dan biasanya terjadi secara regular pada dua minggu periode sebelum menstruasi. Hal ini dapat hilang begitu dimulainya pendarahan, namun dapat pula berlanjut setelahnya. Pada sekitar 14 persen perempuan antara usia 20 hingga 35 tahun, sindrom pramenstruasi dapat sangat hebat pengaruhnya sehingga mengharuskan mereka beristirahat dari sekolah atau kantornya.
              Gangguan kesehatan berupa pusing, depresi, perasaan sensitif berlebihan sekitar dua minggu sebelum haid biasanya dianggap hal yang biasa bagi wanita usia produktif. Sekitar 40% wanita berusia 14 - 50 tahun, menurut suatu penelitian, mengalami sindrom pra-menstruasi atau yang lebih dikenal dengan PMS (pre-menstruation syndrome). Bahkan survai tahun 1982 di Amerika Serikat menunjukkan, PMS dialami 50% wanita dengan sosio-ekonomi menengah yang datang ke klinik ginekologi.
              PMS memang kumpulan gejala akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus saat ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) dan haid. Sindrom itu akan menghilang pada saat menstruasi dimulai sampai beberapa hari setelah selesai haid.
              Penyebab munculnya sindrom ini memang belum jelas. Beberapa teori menyebutkan antara lain karena faktor hormonal yakni ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron. Teori lain bilang, karena hormon estrogen yang berlebihan. Para peneliti melaporkan, salah satu kemungkinan yang kini sedang diselidiki adalah adanya perbedaan genetik pada sensitivitas reseptor dan sistem pembawa pesan yang menyampaikan pengeluaran hormon seks dalam sel. Kemungkinan lain, itu berhubungan dengan gangguan perasaan, faktor kejiwaan, masalah sosial, atau fungsi serotonin yang dialami penderita.
              Sindrom ini biasanya lebih mudah terjadi pada wanita yang lebih peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid. Akan tetapi ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya PMS. Pertama, wanita yang pernah melahirkan (PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima). Kedua, status perkawinan (wanita yang sudah menikah lebih banyak mengalami PMS dibandingkan yang belum). Ketiga, usia (PMS semakin sering dan mengganggu dengan bertambahnya usia, terutama antara usia 30 - 45 tahun). Keempat, stres (faktor stres memperberat gangguan PMS).
              Kelima, diet (faktor kebiasaan makan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat, minuman bersoda, produk susu, makanan olahan, memperberat gejala PMS). Keenam, kekurangan zat-zat gizi seperti kurang vitamin B (terutama B6), vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, asam lemak linoleat. Kebiasaan merokok dan minum alkohol juga dapat memperberat gejala PMS. Ketujuh, kegiatan fisik (kurang berolahraga dan aktivitas fisik menyebabkan semakin beratnya PMS).
              Tipe dan gejalanya Tipe PMS bermacam-macam. Dr. Guy E. Abraham, ahli kandungan dan kebidanan dari Fakultas Kedokteran UCLA, AS, membagi PMS menurut gejalanya yakni PMS tipe A, H, C, dan D. Delapan puluh persen gangguan PMS termasuk tipe A. Penderita tipe H sekitar 60%, PMS C 40%, dan PMS D 20%. Kadang-kadang seorang wanita mengalami gejala gabungan, misalnya tipe A dan D secara bersamaan.
              Setiap tipe memiliki gejalanya sendiri. PMS tipe A (anxiety) ditandai dengan gejala seperti rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil. Bahkan beberapa wanita mengalami depresi ringan sampai sedang saat sebelum mendapat haid. Gejala ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron: hormon estrogen terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon progesteron. Pemberian hormon progesteron kadang dilakukan untuk mengurangi gejala, tetapi beberapa peneliti mengatakan, pada penderita PMS bisa jadi kekurangan vitamin B6 dan magnesium. Penderita PMS A sebaiknya banyak mengonsumsi makanan berserat dan mengurangi atau membatasi minum kopi.
              PMS tipe H (hyperhydration) memiliki gejala edema(pembengkakan), perut kembung, nyeri pada buah dada, pembengkakan tangan dan kaki, peningkatan berat badan sebelum haid. Gejala tipe ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan tipe PMS lain. Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar sel (ekstrasel) karena tingginya asupan garam atau gula pada diet penderita. Pemberian obat diuretika untuk mengurangi retensi (penimbunan) air dan natrium pada tubuh hanya mengurangi gejala yang ada. Untuk mencegah terjadinya gejala ini penderita dianjurkan mengurangi asupan garam dan gula pada diet makanan serta membatasi minum sehari-hari.
              PMS tipe C (craving) ditandai dengan rasa lapar ingin mengonsumsi makanan yang manis-manis (biasanya coklat) dan karbohidrat sederhana (biasanya gula). Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang kadang-kadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat. Rasa ingin menyantap makanan manis dapat disebabkan oleh stres, tinggi garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial (omega 6), atau kurangnya magnesium.
              PMS tipe D(depression) ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata-kata (verbalisasi), bahkan kadang-kadang muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba bunuh diri. Biasanya PMS tipe D berlangsung bersamaan dengan PMS tipe A, hanya sekitar 3% dari selururh tipe PMS benar-benar murni tipe D.
              PMS tipe D murni disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen, di mana hormon progesteron dalam siklus haid terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon estrogennya. Kombinasi PMS tipe D dan tipe A dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu stres, kekurangan asam amino tyrosine, penyerapan dan penyimpanan timbal di tubuh, atau kekurangan magnesium dan vitamin B (terutama B6). Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 dan magnesium dapat membantu mengatasi gangguan PMS tipe D yang terjadi bersamaan dengan PMS tipe A.
              Ada pula kram perut Pada hari pertama atau satu hari menjelang datang bulan, banyak wanita yang mengeluh sakit perut atau tepatnya kram perut. Gangguan kram perut ini tidak termasuk PMS walaupun ada kalanya bersamaan dengan gejala PMS.
              Kram pada waktu haid atau nyeri haid merupakan suatu gejala yang paling sering. Gangguan nyeri yang hebat, atau dinamakan dismenorea, sangat mengganggu aktivitas wanita, bahkan acap kali mengharuskan penderita beristirahat bahkan meninggalkan pekerjaannya selama berjam-jam atau beberapa hari.
              Dismenorea memang bukan PMS. Dismenorea primer umumnya tidak ada hubungannya dengan kelainan pada organ reproduksi wanita dan hanya terjadi sehari sebelum haid atau hari pertama haid. Nyeri perut ini juga tidak ada hubungannya dengen PMS yang mulai terasa 10 - 14 hari sebelum haid. Gejala malah hilang begitu haid datang. Kalau dismenorea membaik atau bahkan hilang sama sekali setelah seseorang melahirkan, tidak demikian dengan PMS. Wanita yang pernah melahirkan malah berisiko lebih tinggi menderita PMS.
              Untuk mengatasi PMS, biasanya dokter memberikan pengobatan diuretika untuk mengatasi retensi cairan atau edema (pembengkakan) pada kaki dan tangan. Pemberian hormon progesteron dosis kecil dapat dilakukan selama 8 - 10 hari sebelum haid untuk mengimbangi kelebihan relatif estrogen. Pemberian hormon testosteron dalam bentuk methiltestosteron sebagai tablet isap dapat pula diberikan untuk mengurangi kelebihan estrogen.
2.1.5.           Fertilitas/ Kesuburan
              Fertilitas adalah kemampuan seorang istri menjadi hamil dan suami bisa menghamili. Fertilitas adalah kesuburan, kesuburan disini yang dimaksud adalah dapat bekerjanya secara optimal dari organ-organ reproduksi baik dari pihak pria maupun wanita sehingga dapat melakukan fungsi fertilisasi dengan baik. Salah satu faktor yang mempengaruhi fertilitas adalah asupan zat gizi.
              Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak.
              Infertilitas adalah pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta berusaha selama satu tahun tetapi belum hamil.
2.1.6.           Remaja dan Dewasa Awal
              Remaja berasal dari kata latin adolesence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1990) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.
              Borring E.G. ( dalam Hurlock, 1990 ) mengatakan bahwa masa remaja merupakan suatu periode atau masa tumbuhnya seseorang dalam masa transisi dari anak-anak kemasa dewasa, yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Sedangkan Monks, dkk ( dalam Hurlock, 1990 ) menyatakan bahwa masa remaja suatu masa disaat individu berkembang dari pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual, mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak menjadi dewasa, serta terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh pada keadaan yang mandiri.
              Neidahart (dalam Hurlock, 1990 ) menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dan ketergantungan pada masa anak-anak kemasa dewasa, dan pada masa ini remaja dituntut untuk mandiri. Pendapat ini hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Ottorank (dalam Hurlock, 1990 ) bahwa masa remaja merupakan masa perubahan yang drastis dari keadaan tergantung menjadi keadaan mandiri, bahkan Daradjat (dalam Hurlock, 1990 ) mengatakan masa remaja adalah masa dimana munculnya berbagai kebutuhan dan emosi serta tumbuhnya kekuatan dan kemampuan fisik yang lebih jelas dan daya fikir yang matang.
              Erikson (dalam Hurlock, 1990 ) menyatakan bahwa masa remaja adalah masa kritis identitas atau masalah identitas – ego remaja. Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa perannya dalam masyarakat, serta usaha mencari perasaan kesinambungan dan kesamaan baru para remaja harus memperjuangkan kembali dan seseorang akan siap menempatkan idola dan ideal seseorang sebagai pembimbing dalam mencapai identitas akhir.
              Berdasarkan beberapa pengertian remaja yang telah dikemukakan para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa remaja adalah individu yang sedang berada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat dari aspek fisik, psikis dan sosial.
              Banyak para pakar psikologi yang mendefinisikan mengenai dewasa awal yaitu: Erickson (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) mengatakan bahwa seseorang yang digolongkan dalam usia dewasa awal berada dalam tahap hubungan hangat, dekat dan komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila gagal dalam bentuk keintiman maka ia akan mengalami apa yang disebut isolasi (merasa tersisihkan dari orang lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan orang lain).
              Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock (1999), masa dewasa awal merupakan masa transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition), transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role trantition).
              Dewasa awal adalah masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru. Kisaran umur antara 21 sampai 40 tahun.
              Masa dewasa adalah masa dimana seseorang harus melepaskan ketergantungannya terhadap orang tua dan mulai belajar mandiri karena telah mempunyai tugas dan peran yang baru. Pada masa ini juga terdapat tugas-tugas perkembangan yang jika tidak dioptimalkan dengan baik akan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri dimasa yang akan datang.
              Jadi dapat disimpukan bahwa dewasa awal adalah masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru. Kisaran umur antara 21 sampai 40 tahun
2.2.       Hubungan Pola Makan
2.2.1.           Siklus Menstruasi
              Menarke adalah haid yang pertama terjadi, yang merupakan ciri khaskedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil. Status gizi remaja wanita sangat memengaruhi terjadinya menarke baik faktor usia terjadinya menarke, adanya keluhan-keluhan selam menarke maupun lamanya hari menarke. Secara psikologis wanita remaja yang pertama sekali mengalami haid akan mengeluh rasa nyeri, kurang nyaman, dammengeluh perutnya terasa begah. Tetapi beberapa remaja keluhan-keluhan tersebut tidak dirasakan. Hal ini dipengaruhi nutrisi yang adekuat yang biasa dikonsumsi, selain olahraga yang teratur
              Hormon yang berpengaruh terhadap terjadinya menarke adalah pestrogen dan progesteron. Estrogen berfungsi mengatur siklus haid, sedangkan progesteron berpengaruh pada uterus yaitu dapat mengurangi kontraksi,selam siklus haid. Agar menarke tidak menimbulkan keluhan-keluhan, sebaiknya remaja wanita mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, sehingga status gizinya baik. Status gizi dikatakan baik, apabila nutrisi yang diperlukan baik protein, lemak, karbohidrat, mineral, maupun air digunakan oleh tubuh secara keseluruhan
              Gizi kurang atau terbatas selain akan mempengaruhi pertumbuhan, fungsi organ tubuh, juga akan menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi. Hal ini dapat berdampak pada gangguan haid, tetapi akan membaik bila asupan nutrisinya baik. Seberapa jauh pengaruh status gizi terhadap terjadinya menarke belum ada yang melakukan penelitian. Sebagai bahan perbandingan dibawah ini akan diuraikan tentang asupan energi total dan keragaman komponene diet.
              Asupan energi bervariasi sepanjang siklus haid, terjadi peningkatan asupan energi pada fase luteal dibandingkan fase folekuler. Peningkatan konsumsi energi premenstruasi dengan ekstra penambahan 87-500 Kkal/hari. Kesimpulannya bahwa estrogen mengakibatkan efek penekanan atau penurunanterhadap nafsu makan. Identifikasi jenis nutrisi yang dapat mengakibatkan perubahan asupan energi belum didapatkan data yang pasti. Ada yang berpendapat karbohidat merupakan sumber asupan kalori selama fase luteal, yang lain berpendapat bahwa konsumsi softdrink yang mengandung gula cenderung meningkat selama fase luteal. Selain itu juga ada yang berpendapat bahwa asupan lemak dan protein akan meningkat pada fase luteal. Dengan demikian selama fase luteal terjadi peningkatan asupan makanan atau energy.
              Pada remaja wanita perlu mempertahankan status gizi yang baik, dengan cara mengkonsumsi makanan seimbah karena sangat dibutuhkan pada saat haid, terbukti pada saat haid tersebut terutama pada fase luteal yang terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi. Apabila hal ini diabaikan maka dampaknya akan terjadi keluhan yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan selama siklus haid.
              Komposisi diet baik secara kuantitatif maupun kualittatif, dianggap memengaruhi siklus menstruasi. Tetapi timbul pertanyaan seberapa sering faktor diet dipandang sebagai penyebab timbulnya amenore, masih jarang penelitian yang menggunakan diet sebagai metoda perlakuan, dan uraiannya sering tidak lengkap atau tumpang tindih. Siklus menstruasi dipengaruhi bukan saja oleh diet vegetarian tetapi diet yang bervariasi dalm hal lemak, serat dan nutrien lainnya
              Pengaruh diet vegetarian terhadap hormon seks telah diteliti, 9 orang vegetarian diberi diet yang mengandung daging, ternyata fase folekuler memanjang, rata-rata 4.2 hari juga FSH meningkat, E2 menurun secara signifikan. Sebaliknya 16 orang diet biasa beralih ke diet yang kurang daging selama dua bulan mengalami pemendekan fase folikuler, rata-rata 3.8 hari, mengalami penurunan frekuensi puncak LH dan peningkatan kadar LH. Setelah mengalami dua kalinjeksi LHRH, terjadi hubungan antara diet dengan fungsi menstruasi. Pada wanita yang mengkonsumsi diet vegetarian terjadi peningkatan frekuansi gangguan siklus menstruasi. Prevalensi ketidakteraturan menstruasi 26.5% pada vegetarian dan 4.9% pada nonvegetarian.
              Hasil penelitian pada diet rendah lemak dibanding tinggi lemak, ternyata pada diet tinggi lemak tidak memberikan perbedaan kadar hormon dalam plasma dan urin, kesimpulannya tidak mempunyai pengaruh pada kadar hormon seks. Sedangkan pada diet rendah lemak akan menyebabkan tiga efek utama, yaitu panjang siklus menstruasi meningkat rata-rata 1.3 hari, lamanya waktu menstruasi meningkat rata-rata 0.5 hari, dan fase folekuler meningkat rata-rata 0.9 hari. Dengan demikian maka bagi wanita yang bukan vegetarian bila berubah ke diet rendah lemak akan memperpanjang siklus menstruasi sebagai akibat dari memanjangnya fase menstruasi dan fase folikuler.
2.2.2.      Sindrom Pre Manstruasi
              Sindrom premenstrual adalah kombinasi gejala yang terjadi sebelum haid dan menghilang setelah haid keluar. Gejala utama meliputi sakt kepala, letih, sakit pinggang, pembesaran dan sakit pada payudara dan perasaan gembung pada perut. Tindakan yang dilakukan untuk menangani kasus sindrom premenstrual adalah menganjurkan perubahan diet selain menambah suplemen nutrisi, walaupun tidak secara khusus jenis nutrisisnya apa. Secara umum anjuran diet meliputi pembatasan, gula, garam, daging, lemak hewani, alkohol, kopi, dan rokok. Sedangkan yang perlu ditambah komsumsinya adalah jenis ikan, unggas, roti, kacang-kacangan, karbohidrat kompleks, sayuran daun hijau dan sereal
              Kebanyakan wanita dengan sindrome premenstrual mengkonsumsi susu dan produknya sebanyak lima kali lipat untuk gula halus. Dengan mengkonsumsi rendah lemak, dan tinggi karbohidrat akan mengurangi pembengkakan payudara. Sedangkan konsumsi tinggi karbohidrat dan rendah protein dapat memperbaiki gangguan perasaan yang tidak nyaman, hal ini berhubungan dengan pembentukan seretonin di dalam otak.     
2.2.3.          Fertilitas/ Kesuburan
              Kesuburan seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan dan faktor usia, juga dipengaruhi oleh gizi kedua pasangan, faktor gizi ini mempunyai peran sangat penting dalam mendukung kesuburan. Kekurangan nutrisi pada seseorang akan berdampak pada penurunan fungsi reproduksi, hal ini dapat diketahui apabila seseorang dapat mengalami anoreksia nervosa, maka akan terlihat perubahan-perubahan hormonal tertentu, yang ditandai dengan penurunan berat badan yang mencolok. Hal ini terjadi karena gonadotropin dalam serum dan urin menurun, serta penurunan pola sekresinya. Kejadian tersebut berhubungan dengan gangguan fungsi hipotalamus.
              Pada wanita yang anoreksia kadar hormon steroid mengalami perubahan yaitu meningkatnya kadar tostesteron serum dan penuerunan ekskresi 17-keto-steroid dalam urin, diantaranya androsteron dan epiandrosteron. Dampakanya terjadi perubahan siklus ovulasi. Bila anoreksia tidak terlalu berat dapat diberikan hormon GRH (gonadothropin relating hormone), karenahormon tersebut dapat mengembalikan siklus haid ke arah normal.
              Berhubungan dengan fungsi menstruasi, secara khusus jumlah wanita yang anovulasi akan meningkat bila berat badannya meningkat. Pada penelitian ternyata wanita gemuk memiliki risiko tinggi terhadap ovulasi inertil, dan fungsi ovulasi terganggu, sehingga menjaditidak subur. Keadaan ini terjadi apabila peningkatan berat badan disebabkan karena asupan gizi yang berlebihan. Bila siklus berlangsung tanpa ovulasi pada wanita gemuk, menuinjukkan adanya kelainan pada pengeluaran hormon. Bila kadar SHBG rendah, akan terjadi peningkatan produksi hormon endrogen baik di ovarium maupun dikelenjar adrenalin. Kondisi kegemukan berkaitan dengan proses perubahan androgen menjadi estrogen. Hipotalamus merangsang peningkatan sekresi hormon LH serta terjadi hiperandrogenisme.
              Mekanisme lain adalah gangguan pematangan folikel akibat peningkatan LH dan kadar testosteron yang rendah. Wanita kegemukan dengan siklus menstruasi normal kadar testosteronnya lebih rendah dari pada wanita gemuk yang mengalami amenore. Seberapa gemuk yang akan menyebabkan siklus anovulasi tidak diketahuui dengan pasti, yang jelas bahwa diet dan berat badan sangat memengaruhi fungsi menstruasi.

2.3.       Makanan Yang Sebaiknya dikonsumsi dan Tidak sebaiknya Dikonsumsi
2.3.1.      Siklus Menstruasi
Makanan Yang Sebaiknya dikonsumsi
Makanan Tidak sebaiknya Dikonsumsi
ü  Biji gandum : Serat pada biji gandum akan membuat keadaan tubuh Anda stabil ketika datang bulan. Kandungan karbohidrat di dalamnya juga merupakan suplai vitamin dan mineral bagi tubuh.
ü  Sayuran berdaun hijau : Menurut Dr. Christine O'Connor dari The Gynecology Center, sayuran berdaun hijau akan membantu tubuh dalam proses pencernaan. Kandungan zat besi dan vitamin B pada sayuran berdaun hijau juga efektif dalam menjaga siklus menstruasi agar tetap normal.
ü  Kacang : Kacang mengandung omega 3 dan lemak tak jenuh, sehingga kacang bisa dijadikan alternatif sebagai snack sehat saat datang bulan.
ü  Buah segar : Sama seperti biji gandum, buah segar kaya akan serat yang akan membantu proses pencernaan dan menjaga kesehatan perut Anda.
ü  Daging merah : Konsumsi daging merah yang kaya akan zat besi akan mencegah Anda dari anemia dan gejala PMS. Namun ingat, jangan sampai berlebihan dalam mengonsumsinya.
ü  junk food. Junk food tidak rendah akan kalori, selain itu menurut studi terbaru, makan terlalu banyak junk food bisa menyebabkan depresi.


2.3.2.      Sindrom Pre Menstruasi
Makanan Yang Sebaiknya dikonsumsi
Makanan Tidak sebaiknya Dikonsumsi
ü  Beras merah mengandung Vit B untuk meredakan depresi
ü  Asupan B6 meningkatkan sediaan magnesium untuk menghilangkan badmoon
ü  Bahan makanan lain : ikan laut, hati sapi, ayam, kacang kacangan, apokat, apel, kerang, bayam.
ü  Lemak Jenuh
ü  Gula
ü  Cafein

2.3.3.      Fertilitas/ Kesuburan
Makanan Yang Sebaiknya dikonsumsi
Makanan Tidak sebaiknya Dikonsumsi
ü  Daging dan alternatifnya (ikan telur dan kacang-kacangan),
ü  Buah dan sayuran (buah, sayuran mentah makanan segar, jus buah/sayuran, buah kering), dan
ü  Roti dan sereal yang tidak banyak diolah (roti, bubur, makanan kering, biji-bijian, gandum, spageti dan beras merah),
ü  Susu dan hasil olahan susu (susu, yoghurt, keju).
ü  Alkohol
ü  Kopi
ü  Makanan/ minuman kaleng
ü  Makanan yang mengandung lemak jahat (jelantah, gajih, daging berlemak, dll)


2.4.       Kebutuhan Zat Gizi
2.4.1.      Siklus Menstruasi dan Sindrom Pre Manstruasi
              Untuk pertumbuhan yang normal, tubuh memerlukan nutrisi yang memadai, kecukupan energi, protein, lemak, dan suplai semua nutrient esensial yang menjadi basis pertumbuhan. Kebiasaan makan yang diperoleh selama remaja akan berdampak pada kesehatan dalam fase kehidupan selanjutnya, setelah dewasa dan berusia lanjut.
              Agar menarche tidak menimbulkan keluhan-keluhan, sebaiknya remaja wanita mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang sehingga status gizinya baik. Status gizi dikatakan baik apabila nutrisi yang diperlukan baik protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin maupun air digunakan oleh tubuh sesuai dengan kebutuhan (Krummel, 1996 dalam Path 2004).
              Asupan gizi yang dibutuhkan pada remaja:
ü  Asupan energy
       Asupan energi untuk remaja putri usia 10-12 tahun adalah 2050 kkal sedangkan usia 13-15 tahun adalah 2350 kkal . Energi dibutuhkan untuk dapat mempertahankan hidup,menunjangpertumbuhan, dan melakukan aktivitas fisik. Energi diperoleh dari karbohidrat, lemak, dan protein yang ada di dalam makanan.
       Kandungan energi yang paling tinggi diperoleh dari bahan makanan yng mengandung karbohidrat. Karbohidrat ini merupakan sumber energi yang utama bagi hampir seluruh penduduk dunia, khususnya bagi penduduk negara yang sedang berkembang. Walaupun jumlah kalori yang dihasilkan oleh satu gram karbohidrat hanya empat kalori namun bila dibandingkan dengan protein dan lemak, karbohidrat merupakan sumber energi yang murah. Kejar tumbuh pada remaja sangat sensitif terhadap energi dan perubahan yang terjadi pada energi. Asupan energi yang rendah menyebabkan retradasi pertumbuhan, berat badan rendah, dan semistarvasi
       Ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran energi mengakibatkan pertambahan berat badan Hal ini pun akan semakin diperberat apabila tidak diimbangi dengan aktivitas dan olahraga
       Asupan energi bervariasi sepanjang siklus haid, terjadi peningkatan asupan energi pada fase luteal dibandingkan fase folikuler. Peningkatan 550 kkal/hari. Kesimpulannya bahwa estrogen menyebabkan efek peningkatan dan penurunan terhadap nafsu makan (Krummel, 1996 dalam Path 2004). Identifikasi jenis nutrisi yang dapat mengakibatkan perubahan asupan energi belum didapatkan data yang pasti.
       Kategori asupan energi dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) dibagi menjadi 3 yaitu:
Kategori
Cut Of Point
Baik
>80%
Sedang
≥70-80%
Kurang
60-69%

ü  Asupan lemak
Lemak memegang peran penting sebagai komponen struktural dan fungsional membran sel dan perkusor senyawa yang meliputi berbagai segi dari metabolisme. Lemak juga sebagai sumber asam lemak esensial yang diperlukan oleh pertumbuhan, sebagai sumber suplai energi yang berkadar tinggi, dan sebagai pengangkut vitamin yang larut dalam lemak .
Perbandingan komposisi energi dari lemak yang dianjurkan adalah 20-30%, hal tersebut sudah dapat menggambarkan pola makan yang baik karena jumlah ini sudah dapat memenuhi kebutuhan akan asam lemak esensial dan untuk membantu penyerapan vitamin larut lemak
Apabila dalam tubuh lemak melebihi dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal maka akan terjadi penimbunan lemak sehingga mengakibatkan berat badan lebih dari normal dan hormon yang dibentuk oleh lemak akan memacu menstruasi datang lebih dini.
Asupan tinggi lemak berpengaruh terhadap kadar hormon steroid, dibuktikan dengan diet rendah lemak akan memperpanjang siklus menstruasi, lamamya menstruasi, serta memperpanjang fase folikuler (Path, 2004).
ü  Asupan protein
Protein diperlukan untuk sebagian besar proses metabolik, terutama pertumbuhan, perkembangan, dan maintenance merawat jaringan tubuh. Protein sebagai pemasok energi dapat diberikan dalam jumlah sedang tetapi sebaiknya 20-25% dari jumlah total kalori
 Kebutuhan puncak protein seimbang dengan asupan energi, kebutuhan protein lebih erat berhubungan ke model pertumbuhan dibandingkan ke usia kronologis. Kebutuhan protein sehari yang direkomendasikan pada remaja berkisar antara 44-59 gram. Path (2004) menjelaskan bahwa asupan protein dan lemak akan meningkat pada fase luteal
Kategori asupan protein dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) dibagi menjadi 3 yaitu:
Kategori
Cut Of Point
Baik
>80%
Sedang
≥70-80%
Kurang
60-69%

Asupan protein hewani yang kurang akan memengaruhi penurunan frekuensi puncak LH dan akan mengalami pemendekan fase folikuler rata-rata 3,8 hari. Hal ini telah diteliti pada 9 orang vegetarian yang diberi diet mengandung protein hewani (daging) ternyata fase folikuler memanjang dan FSH pun meningkat (Path, 2004).
ü  Asupan karbohidrat
Sumber energi terbesar tubuh adalah karbohidrat yang menjadi bagian dari berbagai macam struktur komponen primer diet serat. Karbohidrat disimpan sebagai glikogen atau diubah menjadi lemak tubuh . Tidak ada ketentuan tentang karbohidrat sehari untuk manusia namun untuk memelihara kesehatan komposisi energi dari karbohidrat yang dianjurkan adalah sebesar 60%
Sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera, sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lema. Karbohidrat juga merupakan sumber peningkatan asupan kalori selama fase luteal pada siklus menstruasi (Krummel, 1996 dalam Path 2004)
2.4.2.      Fertilitas/ Kesuburan
              Untuk meningkatkan kesuburan pasangan yang terpenting dilakukan adalah mengkonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang, sebaiknya pasangan menghindarimakanan yang terlalu diolah atau mengandung bahan-bahan tiruan, diantaranya keju olahan, daging olahan. Makanan beku, makanan kalengan. Bila membeli buah-buahan jangan yang kaleng atau hanya sirupnya saja. Untuk sayuran hindarkan sayuran kaleng,kudapan asin, kacang dan minyak terhidrogenasi, hindari roti putih, jangan terlalu sering minum susu skim kaleng, jangan mengkonsumsi makanan yang sudah tidak segar lagi. Menurut Neil (2001) untuk menambah kesuburan sebaiknya pilih makanan seperti berikut: daging dan alternatifnya (ikan telur dan kacang-kacangan), buah dan sayuran (buah, sayuran mentah makanan segar, jus buah/sayuran, buah kering), dan rotidan sereal yang tidak banyak diolah (roti, bubur, makanan kering, biji-bijian, gandum, spageti dan beras merah), susu dan hasil olahan susu (susu, yoghurt, keju).
              Pilih makanan yang belum disuling: nasi, roti, sereal dan kripsi biji-bijian, makanlah makanan segar sepeti susu dan sayuran, baik  yang mentah atau yang telah dimasak. Telur adalah sumber protein terbaik dan juga mengandung berbagai macam gizi, karena diperlukan untuk pembuahan.kacang-kacangan dan biji-bijian dari tanaman juga sangat bergizi, kacang polong. Ikan dikonsumsi sesekali seminggu. Untuk daging bervariasi, sayuran dan buah merupakan sumber vitamin dan mineral yang sangat baik. Memasak lebih baik dikukus, pengaturan gizi ini dilakukan sejak wanita berusia 19 tahun sampai 26 tahun.
              Berikut adalah tujuh nutrisi yang bila dikonsumsi secara seimbang akan menambah kesuburan Anda:
1.      Vitamin E
       Vitamin E sangat penting bagi sistem reproduksi pria dan wanita. Bagi wanita, vitamin E menjaga sistem endokrin dan produksi hormon-hormon yang baik. Bagi pria, vitamin E mendukung produksi sperma dan hormon-hormon seks serta mencegah kerusakan DNA sperma.
       Sebuah riset menunjukkan bahwa kerusakan yang ekstensif pada DNA sperma dapat menyebabkan infertilitas. Kerusakan DNA tersebut terutama disebabkan oleh radikal bebas. Vitamin E sebagai antioksidan dapat mencegah kerusakan DNA sperma.
       Asupan vitamin E yang disarankan adalah 400 UI per hari. Sumber utama vitamin E adalah kecambah, kedelai, hati, dan sayuran berwarna hijau tua.
2.      Vitamin C       
       Vitamin C penting bagi pria dan wanita. Bagi wanita, vitamin C bermanfaat menjaga keseimbangan hormonal, meningkatkan fertilitas, memperkuat sistem imun, dan membantu penyerapan zat besi. Bagi pria, vitamin C mencegah penggumpalan sperma dan meningkatkan mobilitas sperma.
       Sumber utama vitamin C adalah buah-buahan seperti jambu, sirsak, pepaya, jeruk, mangga, stroberi dan sayuran seperti cabai dan bayam. Konsumsi harian vitamin C yang disarankan adalah 750-1000 mg.
       Meskipun terlalu banyak mengkonsumsi vitamin C tidak berbahaya karena vitamin ini larut dalam air sehingga bila berlebihan akan dibuang lewat air seni, kelebihan vitamin C dapat menurunkan pH tubuh yang kurang menguntungkan bagi sperma dan telur.
3.      Vitamin B
       Ada dua jenis vitamin B yang bermanfaat menambah kesuburan, satu untuk pria dan satunya untuk wanita. Vitamin B12 dapat menambah dan meningkatkan kualitas sperma sedangkan vitamin B6 dapat meningkatkan kesuburan wanita. Jenis vitamin B lainnya seperti asam folat juga penting untuk proses penyatuan sperma dan sel telur (konsepsi).
       Asupan vitamin B6 dan B12 yang disarankan adalah 1,3 dan 2,4 mikrogram per hari. Sumber vitamin B6 adalah wortel, telur, ayam, ikan, pisang, brokoli dan beras merah. Sedangkan  sumber vitamin B12 adalah hati, susu dan ikan.
4.      Zat besi
       Zat besi penting untuk transportasi darah dan oksigen di dalam tubuh. Kaum wanita memerlukannya untuk menjaga keseimbangan proses ovulasi. Sebuah studi menunjukkan bahwa 40% anggota kelompok wanita yang mengalami masalah ovulasi menjadi subur setelah menambah konsumsi zat besi.
       Asupan zat besi yang disarankan bagi pria dan wanita dewasa masing-masing adalah 8 mg dan 18 mg per hari.  Zat besi paling baik diperoleh dari sumber alami seperti kangkung, bayam, hati dan daging.
5.      Selenium
       Studi yang dilakukan universitas Padua, Italia, menunjukkan bahwa kekurangan selenium dapat menyebabkan infertilitas pada pria. Seperti halnya vitamin E, sebagai antioksidan selenium berperan mencegah oksidasi sel-sel sperma.
       Sumber utama selenium adalah daging merah, hati dan makanan laut. Asupan harian yang direkomendasikan untuk pria dewasa adalah 70 mikrogram.
6.      Zinc
       Zinc atau seng adalah mineral yang sangat penting bagi kesuburan. Mineral ini terdapat pada lebih dari 200 enzim dan protein dan penting sekali bagi pria untuk membantu menjaga fungsi organ seksual dan produksi sperma. Kekurangan zinc menyebabkan penurunan hormon testosteron, penyusutan testis dan pengurangan produksi sperma yang sehat.
       Kerang mengandung paling banyak zinc dibandingkan makanan lainnya. Namun berhati-hatilah bagi Anda yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya karena kerang dari teluk Jakarta dicurigai banyak tercemar logam berat seperti timbal dan cadmium. Alih-alih bertambah sehat, Anda justru bisa menjadi sakit karenanya. Zinc juga terdapat pada hati, daging sapi, kepiting,daging kambing, telur dan ayam. Jumlah asupan zinc yang disarankan adalah 15 mikrogram per hari.
7.      Kalsium
       Untuk mempersiapkan kehamilan, Anda perlu cadangan kalsium yang cukup. Kalsium juga meningkatkan pH tubuh Anda, yang menguntungkan bagi sperma dan telur yang sudah dibuahi serta sejumlah manfaat lain. Sumber kalsium yang terbaik adalah susu segar, sayuran hijau dan daging. Satu gelas susu segar mengandung sekitar 800 mg kalsium.
       Kalsium pada makanan lebih mudah diserap tubuh. Namun, suplemen kalsium memberikan alternatif yang lebih praktis. Wanita yang ingin menambah kesuburannya harus mengkonsumsi 1000 mg kalsium sehari.
Berikut adalah hubungan antar gizi dan kesuburan pada wanita.
a.      Kekurangan Gizi / Nutrisi
       Hal ini akan mempengaruhi peryumbuhan, fungsi organ tubuh, dan gangguan reproduksi. Perubahan kadar hormon steroid (peningkatan hormon testosteron) dapat menyebabkan gangguan siklus menstruasi.Asupan gizi yang kurang juga akan menyebabkan berbagai keluhan dan ketidaknyamanan pada saat menstruasi.
b.      Diet Rendah Lemak
       Dari hasil penelitian ternyata diet rendah lemak dan diet tinggi lemak tidak memperlihatkan perbedaan kadar hormon. Namun pada diet rendah lemak akan menyebabkan 3 efek utama yaitu : panjang siklus menstruasi memanjang yaitu menungkat rata-rat 1,3 hari, lamanya waktu menstruasi meningkat rata-rata 0,5 hari, dan fase folikuler meningkat rata-rata 0,9 hari.
c.      Diet Vegetarian
       Pengaruh diet vegetarian terhadap hormon steroid (hormon seks) telah diteliti. Ternyata menyebabkan pemendeken fase folikuler (ada di artikel sebelumnya) dan peningkatan frekuensi gangguan siklus menstruasi. Prevalensi ketidakteraturan menstruasi pada vegetarian 26,5% sedangkan pada non vegetarian 4,9%.
d.     Kegemukan / Obesitas
       Berdasrkan penelitian, wanita gemuk memiliki resiko tinggi terhadap ovulasi infertil, dan fungsi ovulasi terganggu sehingga menjadi tidak subur.
       Disamping berat badan yang berlebih maka berat badan yang sangat rendah juga dapat mengganggu fungsi fertilitas seorang wanita. Zat gizi yang cukup seperti karbohidrat, lemak dan protein sangat diperlukan untuk pembentukkan hormon reproduksi, sehingga pada wanita kurus akibat asupan gizi yang sangat kurang akan mengalami defisiensi hormon reproduksi yang berakibat terhadap peningkatan kejadian infertilitas pada wanita tersebut. Wanita-wanita yang sering mengalami masalah dengan asupan gizi tersebut sering kali terkait dengan hal-hal dibawah ini: Anoreksia nervosa atau bulimia, Vegetarian yang fanatic, dan Pelari maraton dan penari professional
            Banyak pula mitos yang berkembang di masyarakat bahwa vitamin tertentu dapat menambah kesuburan. Misalnya, pasangan suami-istri dianjurkan banyak makan kecambah karena mengandung vitamin E yang baik untuk kesuburan.Pendapat itu hanya separuh benar. Meskipun vitamin E diperlukan untuk kesuburan, vitamin tersebut bukanlah satu-satunya yang Anda butuhkan. Anda memerlukan kombinasi sejumlah vitamin lain dan mineral untuk menjaga fertilitas. Mengkonsumsi berlebihan unsur gizi tertentu tapi kurang mengkonsumsi unsur lainnya justru merugikan fertilitas (dan kesehatan) Anda. Dalam kondisi apa pun, pola makan dengan gizi seimbang harus tetap dipertahankan

BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
1.       Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yang masih dalam masa pertumbuhan. Dimasa tumbuh kembang balita yang berlangsung secara cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas dan kuantitas yang tepat dan seimbang.
2.      Perubahan hormon seks steroid berhubungan dengan makanan atau gizi yang dikonsumsi terhadap siklus menstruasi dan sindrom pre menstruasi. Komposisi diet baik secara kuantitatif maupun kualittatif, dianggap memengaruhi siklus menstruasi dan sindrom pre menstruasi.
3.      Diet vegetarian memungkinkan premenstrual sindrom menjadi mungkin timbul dan siklus menstruasi menjadi tidak teratur.
4.       Fertilitas adalah kemampuan seorang istri menjadi hamil dan suami bisa menghamili. Sedangkan Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak.
5.      Kesuburan seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan dan faktor usia, juga dipengaruhi oleh gizi kedua pasangan, faktor gizi ini mempunyai peran sangat penting dalam mendukung kesuburan.
6.      Hubungan antara gizi dan kesuburan wanita dapat dipengaruhi oleh kekurangan gizi / nutrisi, diet rendah lemak, diet vegetarian atau kegemukan /
DAFTAR PUSTAKA
Adriani Merryana dan Bambang Wirjatmadi. 2012. Peranan Gizi Dalam siklus Kehidupan. Jakarta : Kencana Prenada mmedia Group.
Anttoniette Pechere. 2004. Female Sex Hormones, salt, and Blood Pressure Regulation. By: The american Journal Of Hypertension.Ltd. Published By Elsevier Inc. DOI: 10.1016/j.amjhyper.2004.08.009.AJH- October 2004-Vol. 17, No.10Anwar, Ruswana. 2005. Sintesis, Fungsi dan Interprestasi Pemeriksaan Hormon Reproduksi. Bandung: FK UNPAD.
Bair, Susan I. 1999. Vegetarianism And Menstrual Cycle Distrubances: Is There An Asociation?. Tha American Journal Of Clinical Nutrition. September  - 554S. http:// intl-ajcn.nutrinion.org. ISSN: 1938-3207.
Bambang W. 2011. Mekanisme Kerja Dan Metabolisme Hormon. http://reproduksiumj.blogspot.com/2011/08/mekanisme-kerja-dan-metabolisme-hormon.html.
Barnard, Neal D. Dkk. 2000. Diet, Sex – Hormones Binding Globulin, Dysmenorea, and Premenstrual Symptoms. Vol. 95 No. 2, February 2000. ISBN: PII S0029-7844(99)00525-6. American College Of Obstetricians and Gynecologist. Published by Elsevier Science Inc.
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI. 2012. Gizi dan Kesehatan Masyarakat (Edisi Revisi). Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Franco Berrno, dkk. 2001. Reducing Bioavailable Sex Hormones Through A Comprehensive Change In Diet: The Diet And androgens (DIANA) Randomized Trial. ISSN: 1538-7755. Cancer Epidemio Biomakers and Prevention. Januari 2001.10; 25.cebp.aacrjournals.org
Fujiwara, Tomoko. 2007. Adverse Effects Of Dietary habits On Menstrual Disordes In Young Women The Open Food Science Journal 2007. Volume I. Bentham Science Publishers Ltd. ISBN: 1874-25664/07
Hirshberg Angelica L, dkk. 2012. Maturitas : Sex Hormones, Appetite and eating Behaviour In Women. Maturitas 71(2012) 248-256. 12 December 2011. Journnal homepage: www.elsevier.com/locate/maturitas.
Jarvis, Sarah & Tim Dokter Wanita Kelas Dunia. 2011. Ensiklopedia Kesehatan Wanita. Erlangga. Jakarta.
Joanne, F Dorgan, dkk. 2003. Diet And Sex Hormones In Girls: Finding From A Randomized Controlled Clinical Trial. Journal Of The National Cancer Institute, Vol. 95 No.2, 15 Januari 2003. Http:// jnci.oxfordjournals.org/ By: Guest On November 29, 2013
Manuaba I BG, dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC
Maria Del Mar Romero. 2012. Effect Of Sex and Prior Exposure To Cafetaria Diet On The distrubition Of Sex Hormones Between Plasma and Blood Cells. Published: mar 27, 2012. DOI: 10.1371/journal.pone.0034381
Mela, J David. 2005. Food, Diet, and Obesity. England: CRC Press. www.wooodheadpublishing.com
Micevych, Paul E, dkk. 2005. Neurobiological Effects Of Sex steroid Hormones. New york: Cambridge University Press. ISBN: 10-0-521-02003-4
Paath, Erna Francin, dkk. 2005. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta:EGC.-58112-362-0
Santino, E Jeannette I. 2007. Diet, Energy, and Hormone Replaction. USA: Boca Racon/ Dissertation.com. ISBN:  
Trickey, Ruth. 2003. Women, hormones, and Menstrual Cycle (2ed). Australian. ISBN: 1-86508-980-Y
Varney Helan, dkk. 2007. Buku ajaar asuhan Kebidanan Vol.I. Jakarta : EGC.
Vishrutha  K, dkk. 2013. Effect Of Diet On Autonomic Modulation Of Hearth In Menstrual Cycle. International Journal Of Advanced Research (2013), Volume 1, Issue 8, 274-277. ISSN: 2320-5407. Journal homepage: http://www.journaliajr.com.
Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama
Woodruff, Tracey J, dkk. 2010. Enviromental Impact On Reproductive health and Fertility. New York: Cambridge University Press







Tidak ada komentar:

Posting Komentar