BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gizi adalah
makanan yang dapat memenuhi kesehatan. Zat gizi adalah unsur yang terdapat
dalam makanan dan dapat memengaruhi kesehatan. Gizi adalah suatu proses
organisme menggunakan transportasi,penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran
zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan
fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi.
Kebutuhan energi dan nutrisi pada remaja
dipengaruhi oleh usia
reproduksi, tingkat aktivitas dan status nutrisi. Nutrisi yang dibutuhkan
sedikit lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan remaja tersebut.
Remaja yang berasal dari sosial ekonomi rendah sumber makanaan adekuat tidak
terpenuhi, dan mempunyai resiko defisisensi zat besi sebelum hamil. Pemberian
tambahan energi diberikan kepada remaja dengan berat badan rendah. Penambahan
energi didapatkan dengan meningkatkan nafsu makan, akan tetapi seorang remaja
sering terlalu memperhatikan penambahan berat badannya. Seorang remaja dapat
mengalami peningkatan resiko defisisensi zat besi, karena kebutuhan yang
meningkat sehubungan dengan pertumbuhan.
Menarche
adalah haid yang pertama terjadi, yang merupakan ciri khas kedewasaan seorang
wanita yang sehat dan tidak hamil. Status gizi remaja wanita sangat memengaruhi
terjadinya menarche baik faktor usia terjadinya menarche, adanya
keluhan-keluhan selam menarke maupun lamanya hari menarche. Secara psikologis
wanita remaja yang pertama sekali mengalami haid akan mengeluh rasa nyeri,
kurang nyaman, dammengeluh perutnya terasa gembung. Tetapi beberapa remaja
keluhan-keluhan tersebut tidak dirasakan. Hal ini dipengaruhi nutrisi yang
adekuat yang biasa dikonsumsi, selain olahraga yang teratur .
Pada remaja
wanita perlu mempertahankan status gizi yang baik, dengan cara mengkonsumsi
makanan seimbang karena sangat dibutuhkan pada saat haid, terbukti pada saat
haid tersebut terutama pada fase luteal yang terjadi peningkatan kebutuhan
nutrisi. Apabila hal ini diabaikan maka dampaknya akan terjadi keluhan yang
menimbulkan rasa ketidaknyamanan selama siklus haid
Konsumsi gizi yang baik dan cukup
seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang anak karena faktor eksternal maupun
internal. Faktor eksternal menyangkut keterbatasan ekonomi keluarga sehingga
uang yang tersedia tidak cukup untuk membeli makanan. Sedangkan faktor internal
adalah faktor yang terdapat didalam diri anak yang secara psikologis muncul
sebagai problema makan. Intake gizi yang baik berperan penting di dalam
mencapai pertumbuhan badan yang optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal ini
mencakup pula pertumbuhan otak yang sangat menentukan kecerdasan seseorang.
Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya
pengetahuan seseorang mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi oleh
tubuhnya. biasanya justru membelikan makanan yang enak tanpa tahu
apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak
mengimbanginya dengan makanan sehat yang mengandung banyak gizi.
Hormon seks
estrogen , progesteron , dan androgen
terlibat dalam regulasi yang kompleks nafsu makan , makan
dan energi metabolisme . Pada sebagian besar
spesies , termasuk manusia , asupan makanan dan fungsi
reproduksi terkait erat . Jadi, selama berbeda fase
hormonal dari siklus menstruasi asupan makanan sehari-hari bervariasi dan, apalagi , adaptasi fisiologis yang luar biasa
nafsu makan dan komposisi tubuh terjadi selama kehamilan
dan menyusui . Selain itu, pengaturan perilaku
makan dan metabolisme fungsi dengan hormon seks
yang sangat penting umum untuk kesehatan perempuan
, seperti yang ditunjukkan oleh gangguan dalam peraturan ini terkait dengan sejumlah gangguan klinis . Dalam konteks ini
gangguan makan dan obesitas , yang menjadi lebih dan lebih
meluas dan digabungkan dengan morbiditas dan mortalitas
yang parah , yang perhatian khusus . Penelitian
terbaru yang dirancang untuk menjelaskan mekanisme dan
memberikan strategi untuk pencegahan dan pengobatan masalah-masalah kesehatan utama telah mengungkapkan wawasan baru
ke dalam pengaturan nafsu makan dan perilaku makan
oleh hormon seks.
Oleh karena itulah kami mengangkat tema
kesehatan reproduksi dengan judul Diet, The Menstrual
Cycle And Sex Steroid Hormones (Makanan, Siklus
Menstruasi, Dan Hormon Steroid) dalam
judul makalah ini.
1.2. Tujuan Pembahasan
1.2.1. Tujuan
Umum
Untuk
mengetahui tentang Diet, The Menstrual Cycle And Sex Steroid
Hormones (Makanan, Siklus
Menstruasi, Dan Hormon Steroid)
1.2.2.
Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1.
Untuk
mengetahui tentang diet/ makanan, siklus menstruasi, hormon
seks steroid, fertilitas dan pre mesntrual syndrom.
2.
Untuk
mengetahui tentang masalah kesehatan karena makanan atau diet
yang tidak tepat
3.
Untuk mengetahui penanganan tentang masalah
kesehatan karena makanan atau diet yang tidak tepat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian
2.1.1.
Gizi
Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan
dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh,
terlebih pada balita yang masih dalam masa pertumbuhan. Dimasa tumbuh kembang
balita yang berlangsung secara cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas dan
kuantitas yang tepat dan seimbang.
Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan
yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang
diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi
biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga,
pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah
satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi
serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan
menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat
pengatur.
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi
jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang mengandung
lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang
aktivitas sehari-hari.
Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah
kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah telur,
ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun
berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan
seseorang.
Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan.
Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk
melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.
2.1.2.
Hormon Seks Steroid
Hormon steroid berasal dari kolesterol dan berstruktur inti
perhidrosiklopentanolfenantren yang terbagi atas tiga cincin sikloheksana.
Senyawa steroid terdapat pada hewan, tanaman tingkat tinggi bahkan terdapat
pula pada beberapa tanaman tingkat rendah seperti jamur (fungi). Steroid banyak
terdapat di alam tetapi dalam jumlah yang terbatas dan mempunyai aktivitas
biologis, yang mempunyai karakteristik tertentu yaitu seperti 1) substitusi
oksigen pada atom C-3 yang merupakan sifat khas steroid alam 2) subsitusi gugus
metil angular pada atom C-10 dan C-13 yang dikenal dengan atom C-18 dan C-19,
kecuali pada senyawa steroid dengan cincin A berbentuk benzenoid, seperti pada
kelompok esterogen.
Mendengar
kata steroid, anabolic steroid, obat perangsang meningkatnya metabolisme
hormonal tubuh manusia sehingga menjadi lebih kuat. Steroid ini di dalam dunia
olahraga sering menimbulkan kontroversi, mengingat prestasi seseorang dapat
meningkat dengan mengkonsumsinya, sementara di pihak lain, konsumsi steroid
dapat menimbulkan efek samping bagi kesehatan manusia. Baik yang terdapat di
tumbuhan maupun di hewan, merupakan hormon yang larut dalam lemak, dan
mempunyai struktur basa tetrasiklo.
Struktur
basa memiliki empat cincin yang saling terpaut dan terdiri dari tiga cincin
sikloheksan dan siklopentan tersintesis dari asetil CoA melalui jalur asam
mevalonik di dalam metabolisme sel tumbuhan. Perbedaan pre-kursor di jalur asam
mevalonik, dalam biosintesis steroid pada tumbuhan dan hewan menghasilkan
produk steroid yang berbeda, pada tumbuhan menghasilkan brassinolide dan pada
hewan menghasilkan kolesterol, dan yang lain lagi pada cendawan menghasilkan
ergosterol.
Potensi hormon steroid tergantung pada :
a.
Kombinasi antara afinitas reseptor
dengan hormon atau obat tertentu
b.
Afinitas kompleks hormon-reseptor
terhadap SRE-steroid reseptor element
c.
Efisiensi kompleks hormon-reseptor
yang sudah aktif dalam mengatur transkripsi gen
Molekul dengan afinitas tinggi terhadap reseptor dan
yang kompleks hormon-reseptornya memiliki afinitas tinggi untuk SRE akan
bekerja sebagai agonis terhadap
senyawa induknya. Molekul lain dengan
afinitas tinggi terhadap reseptor, namun ikatan antara kompleks hormon-reseptor
dengan kurang efisien akan bekerja secara antagonis dengan senyawa induknya.
tamoksifen adalah senyawa dengan campuran sifat agonis dan antagonis.
tamoksifen adalah senyawa dengan campuran sifat agonis dan antagonis.
Tamoksifen adalah antiestrogen yang bekerja secara antagonis kuat terhadap reseptor
estrogen pada payudara dan agonis pada uterus dan tulang.
Klomifen sitrat dapat digunakan untuk meng induksi ovulasi. Interaksi klomifen sitrat dengan reseptor estrogen hipofisis dan hipotalamus akan menghasilkan pengikatan reseptor tanpa disertai dengan stimulasi lanjutan yang efisien dari transkripsi gen yang berhubungan dengan estrogen. Hipotalamus mengenali keadaan ini sebagai keadaan hipoestrogen sehingga frekuensi denyut GnRH meningkat.
Klomifen sitrat dapat digunakan untuk meng induksi ovulasi. Interaksi klomifen sitrat dengan reseptor estrogen hipofisis dan hipotalamus akan menghasilkan pengikatan reseptor tanpa disertai dengan stimulasi lanjutan yang efisien dari transkripsi gen yang berhubungan dengan estrogen. Hipotalamus mengenali keadaan ini sebagai keadaan hipoestrogen sehingga frekuensi denyut GnRH meningkat.
Produksi FSH hipofisis akan di stimulasi dan
menyebabkan meningkatkan kadar estrogen ovarium. Estrogen tersebut akan bekerja
secara lokal untuk rekruitmen folikel ovarium agar ber ovulasi. Saat klomifen
dihentikan, reseptor estrogen di hipotalamus siap berikatan kembali dengan
estrogen dan memberikan respon SRE yang sesuai.
Hipotalamus dapat merespon secara normal terhadap kadar estrogen yang
tinggi dalam sirkulasi serta lonjakan LH sehingga terjadi ovulasi.
Hormon steroid dalam sirkulasi berada dalam bentuk
ikatan dengan protein yang spesifik. Hormon yang terikat oleh protein tidak
menembus membran plasma sel. Hampir 70% testosteron dan estradiol dalam
sirkulasi terikat dengan globulin β yang dikenal sebagai SHBG-sex hormon – binding globulin. 30%
berada dalam ikatan yang longgar dengan albumin dan sebagian kecil ( 1 – 2 % )
dalam keadaan bebas dan dapat masuk kedalam sel.
Sintesis SHBG akan meningkat pada kehamilan,
hiperestrogenemia dan hipertiroidisme. Androgen, progestin, hormon pertumbuhan
dan kortikoid akan menurunkan sintesa SHBG. Perubahan konsentrasi SHBG akan
mempengaruhi jumlah steroid dalam sirkulasi yang bebas dan tidak terikat
sehingga mempengaruhi kerja biologis steroid dengan mengubah jumlah steroid
yang bebas masuk kedalam sel. Metabolisme
Steroid, kecuali progestin, androgen adalah prekursor obligat dari semua
hormon steroid sehingga androgen dibuat di seluruh jaringan penghasil steroid
termasuk testis, ovarium dan kelenjar adrenal. Androgen utama dalam sirkulasi
pada pria adalah testosteron yang diproduksi testis.
Kerja hormonal androgen dihasilkan secara langsung
melalui pengikatan ke reseptor androgen atau secara tidak langsung setelah
konversi menjadi DHT-dihydrotestosteron dalam jaringan target. Testosteron
berkeja pada saluran genitalia interna janin laki laki dan otot untuk memacu
pertumbuhan. Pada pria dewasa, DHT bekerja secara lokal untuk mempertahankan
maskulinisasi genitalia eksterna dan cic seksual sekunder seperti rambut wajah
dan pubis.
Jenis androgen lain pada pria adalah : androstenedione,
androstenediol, dehidroepiandrosterone (DHEA) dan dehidroepiandrosteron
sulfat (DHEA-S).
Semua jenis androgen dijumpai dalam sirkulasi wanita, kecuali androstenedione, konsentrasi androgen pada wanita lebih sedikit dibanding pada pria. Androstenedione pada wanita berperan sebagai prohormon dan dikonversi dalam jaringan target menjadi testosteron, estron dan estradiol.
Semua jenis androgen dijumpai dalam sirkulasi wanita, kecuali androstenedione, konsentrasi androgen pada wanita lebih sedikit dibanding pada pria. Androstenedione pada wanita berperan sebagai prohormon dan dikonversi dalam jaringan target menjadi testosteron, estron dan estradiol.
Estradiol (E2)
adalah estrogen utama yang disekresi ovarium. Estron (E1 ) juga di
sekresi oleh ovarium dalam jumlah banyak. Estriol ( E3) tidak
dihasilkan oleh ovarium namun diproduksi dari estradiol dan estron di jaringan perifer,
dari androgen plasenta ; estriol diperkirakan adalah metabolit kurang aktif
dari estrogen.
Kelenjar adrenal merupakan sumber utama steroid seks
pada pria dan wanita. Androgen adrenal berperan penting pada wanita pasca
menopause.
Progestin dalam sirkulasi yang paling banyak adalah progesteron. Progesteron dihasilkan oleh ovarium,testis, plasenta dan kelenjar adrenal. 17-hidroksiprogesteron dari adrenal dan ovarium adalah jenis yang paling banyak dijumpai dalam sirkulasi
Progestin dalam sirkulasi yang paling banyak adalah progesteron. Progesteron dihasilkan oleh ovarium,testis, plasenta dan kelenjar adrenal. 17-hidroksiprogesteron dari adrenal dan ovarium adalah jenis yang paling banyak dijumpai dalam sirkulasi
Ekskresi steroid terjadi melalui urine dan empedu. Sebelum di eleminasi, terjadi konjugasi sebagai sulfat
atau glukoronida. Beberapa jenis konjugat dalam bentuk seperti DHEA-S di
sekresi secara aktif.
Hormon yang di konjugasi tersebut berperan sebagai prekursor terhadap metabolit hormon aktif pada jaringan target yang memiliki enzim untuk melakukan hidrolisis ikatan ester yang terlibat dalam konjugasi.
Hormon yang di konjugasi tersebut berperan sebagai prekursor terhadap metabolit hormon aktif pada jaringan target yang memiliki enzim untuk melakukan hidrolisis ikatan ester yang terlibat dalam konjugasi.
2.1.3.
Siklus Menstruasi
Haid atau menstruasi adalah salah satu proses alami seorang perempuan yaitu
proses deskuamasi atau meluruhnya dinding rahim bagian dalam (endometrium) yang
keluar melalui vagina. Siklus
menstruasi berkisar antara 21 - 40 hari, hanya 10 – 15% wanita yang memiliki
siklus 28 hari dan lebih dari 35 hari. Jarak antara siklus yang paling panjang
biasanya terjadi sesaat setelah menarche dan sesaat sebelum menopause, lamanya
mengeluarkan darah pun berbeda-beda, biasanya antara 3-5 hari,7-8 hari dan ada
yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit.
Menarche
sendiri adalah waktu pertama kali menstruasi dan sebagai salah satu aspek
penting untuk menjadikan wanita memasuki masa puber. Permulaan dan kelanjutan dari
siklus menstruasi yang normal tergantung pada kesatuan fungsional dan anatomis
dari hipotalamus bersama dengan pusat-pusat yang lebih tinggi termasuk peran
kelenjar pineal, pituitary anterior, ovarium, dan uterus.
Siklus
menstruasi dipengaruhi oleh serangkaian hormon yang diproduksi oleh tubuh yaitu
Luteinizing Hormon , Follicle Stimulating Hormone dan estrogen. Selain itu
siklus juga dipengaruhi oleh kondisi psikis sehingga bisa maju dan mundur. Masa
subur ditandai oleh kenaikan Luteinizing Hormone secara signifikan sesaat
sebelum terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium). Kenaikan LH akan
mendorong sel telur keluar dari ovarium menuju tuba falopii. Didalam tuba
falopii ini bisa terjadi pembuahan oleh sperma. Masa-masa inilah yang disebut
masa subur, yaitu bila sel telur ada dan siap untuk dibuahi. Sel telur berada
dalam tuba falopi selama kurang lebih 3-4 hari namun hanya sampai umur 2 hari
masa yang paling baik untuk dibuahi, setelah itu mati. LH surge yaitu kenaikan
LH secara tiba-tiba akan mendorong sel telur keluar dari ovarium. Sel telur
biasanya dilepaskan dalam waktu 16-32 jam setelah terjadi peningkatan LH.
Beberapa
wanita merasakan nyeri tumpul pada bagian perut bawah pada saat hal ini
terjadi. Lama keluarnya darah menstruasi juga bervariasi, pada umumnya lamanya
4 sampai 6 hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari masih dapat dianggap normal.
Pengeluaran darah menstruasi terdiri dari fragmen-fragmen kelupasan
endrometrium yang bercampur dengan darah yang banyaknya tidak tentu. Biasanya
darahnya cair, tetapi apabila kecepatan aliran darahnya terlalu besar, bekuan
dengan berbagai ukuran sangat mungkin ditemukan. Ketidakbekuan darah menstruasi
yang biasa ini disebabkan oleh suatu sistem fibrinolitik lokal yang aktif di
dalam endometrium. Rata-rata banyaknya darah yang hilang pada wanita normal
selama satu periode menstruasi telah ditentukan oleh beberapa kelompok
peneliti, yaitu 25-60 ml. Konsentrasi Hb normal 14 gr per dl dan kandungan besi
Hb 3,4 mg per g, volume darah ini mengandung 12-29 mg besi dan menggambarkan
kehilangan darah yang sama dengan 0,4 sampai 1,0 mg besi untuk setiap hari
siklus tersebut atau 150 sampai 400 mg per tahun
Setiap
satu siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi dalam uterus.
Fase-fase ini merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara
hipofisis anterior, ovarium, dan uterus. Fase-fase tersebut adalah :
1.
Fase menstruasi atau deskuamasi Fase
ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan dan
lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Fase ini berlangsung selama 3-4
hari.
2.
Fase pasca menstruasi atau fase
regenerasi. Fase ini, terjadi penyembuhan luka akibat lepasnya endometrium.
Kondisi ini mulai sejak fase menstruasi terjadi dan berlangsung selama ± 4 hari.
Terjadi pada hari pertama sampai hari ke lima pada siklus menstruasi
3.
Fase intermenstum atau fase
proliferasi . Setelah luka sembuh, akan terjadi penebalan pada endometrium ±
3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus
menstruasi. Fase proliferasi dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : Fase proliferasi
dini, terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenali dari
epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel. Fase proliferasi
madya, terjadi pada hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk
transisi dan dapat dikenali dari epitel permukaan yang berbentuk torak yang
tinggi. Fase proliferasi akhir, berlangsung antara hari ke-11 sampai hari
ke-14. Fase ini dapat dikenali dari permukaan yang tidak rata dan dijumpai
banyaknya mitosis. Pada
masa ini adalah masa paling subur bagi seorang wanita.
4.
Fase pramenstruasi atau fase sekresi.
Fase ini berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Fase ini endometrium
kira-kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang
berkelok-kelok dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Bagian dalam
sel endometrium terdapat glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai bahan
makanan untuk telur yang dibuahi. Fase sekresi dibagi dalam 2 tahap, yaitu:
Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase sebelumnya
karena kehilangan cairan. Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam
endometrium berkembang dan menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai
mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Akhir masa ini, stroma
endometrium berubah kearah sel-sel; desidua, terutama yang ada di seputar
pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan terjadinya nidasi
2.1.4.
Sindrom Pre Menstruasi
Sindrom prahaid (Bahasa Inggris: premenstrual syndrome, PMS)
adalah kumpulan gejala fisik, psikologis,
dan emosi yang
terkait dengan siklus menstruasi wanita. Sekitar 80 hingga 95 persen perempuan
pada usia melahirkan mengalami
gejala-gejala pramenstruasi yang dapat mengganggu beberapa aspek dalam
kehidupannya. Gejala tersebut dapat diperkirakan dan biasanya terjadi secara
regular pada dua minggu periode sebelum menstruasi. Hal ini dapat hilang begitu
dimulainya pendarahan,
namun dapat pula berlanjut setelahnya. Pada sekitar 14 persen perempuan antara
usia 20 hingga 35 tahun, sindrom pramenstruasi dapat sangat hebat pengaruhnya
sehingga mengharuskan mereka beristirahat dari sekolah atau kantornya.
Gangguan
kesehatan berupa pusing, depresi, perasaan sensitif berlebihan sekitar dua
minggu sebelum haid biasanya dianggap hal yang biasa bagi wanita usia produktif. Sekitar 40%
wanita berusia 14 - 50 tahun, menurut suatu penelitian, mengalami sindrom
pra-menstruasi atau yang lebih dikenal dengan PMS (pre-menstruation syndrome).
Bahkan survai tahun 1982 di Amerika Serikat menunjukkan, PMS dialami 50% wanita
dengan sosio-ekonomi menengah yang datang ke klinik ginekologi.
PMS memang
kumpulan gejala akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus saat
ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) dan haid. Sindrom itu akan
menghilang pada saat menstruasi dimulai sampai beberapa hari setelah selesai
haid.
Penyebab
munculnya sindrom ini memang belum jelas. Beberapa teori menyebutkan antara
lain karena faktor hormonal yakni ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan
progesteron. Teori lain bilang, karena hormon estrogen yang berlebihan. Para
peneliti melaporkan, salah satu kemungkinan yang kini sedang diselidiki adalah
adanya perbedaan genetik pada sensitivitas reseptor dan sistem pembawa pesan
yang menyampaikan pengeluaran hormon seks dalam sel. Kemungkinan lain, itu
berhubungan dengan gangguan perasaan, faktor kejiwaan, masalah sosial, atau
fungsi serotonin yang dialami penderita.
Sindrom
ini biasanya lebih mudah terjadi pada wanita yang lebih peka terhadap perubahan
hormonal dalam siklus haid. Akan tetapi ada beberapa faktor yang meningkatkan
risiko terjadinya PMS. Pertama, wanita yang pernah melahirkan (PMS semakin
berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami
kehamilan dengan komplikasi seperti toksima). Kedua, status perkawinan (wanita
yang sudah menikah lebih banyak mengalami PMS dibandingkan yang belum). Ketiga,
usia (PMS semakin sering dan mengganggu dengan bertambahnya usia, terutama
antara usia 30 - 45 tahun). Keempat, stres (faktor stres memperberat gangguan
PMS).
Kelima,
diet (faktor kebiasaan makan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat,
minuman bersoda, produk susu, makanan olahan, memperberat gejala PMS). Keenam,
kekurangan zat-zat gizi seperti kurang vitamin B (terutama B6), vitamin E,
vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, asam lemak linoleat. Kebiasaan
merokok dan minum alkohol juga dapat memperberat gejala PMS. Ketujuh, kegiatan
fisik (kurang berolahraga dan aktivitas fisik menyebabkan semakin beratnya
PMS).
Tipe dan
gejalanya Tipe PMS bermacam-macam. Dr. Guy E. Abraham, ahli kandungan dan
kebidanan dari Fakultas Kedokteran UCLA, AS, membagi PMS menurut gejalanya
yakni PMS tipe A, H, C, dan D. Delapan puluh persen gangguan PMS termasuk tipe
A. Penderita tipe H sekitar 60%, PMS C 40%, dan PMS D 20%. Kadang-kadang
seorang wanita mengalami gejala gabungan, misalnya tipe A dan D secara
bersamaan.
Setiap
tipe memiliki gejalanya sendiri. PMS tipe A (anxiety) ditandai dengan gejala
seperti rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil. Bahkan beberapa
wanita mengalami depresi ringan sampai sedang saat sebelum mendapat haid.
Gejala ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron:
hormon estrogen terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon progesteron.
Pemberian hormon progesteron kadang dilakukan untuk mengurangi gejala, tetapi
beberapa peneliti mengatakan, pada penderita PMS bisa jadi kekurangan vitamin
B6 dan magnesium. Penderita PMS A sebaiknya banyak mengonsumsi makanan berserat
dan mengurangi atau membatasi minum kopi.
PMS tipe H
(hyperhydration) memiliki gejala edema(pembengkakan), perut kembung, nyeri pada
buah dada, pembengkakan tangan dan kaki, peningkatan berat badan sebelum haid.
Gejala tipe ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan tipe PMS lain.
Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar sel
(ekstrasel) karena tingginya asupan garam atau gula pada diet penderita.
Pemberian obat diuretika untuk mengurangi retensi (penimbunan) air dan natrium
pada tubuh hanya mengurangi gejala yang ada. Untuk mencegah terjadinya gejala
ini penderita dianjurkan mengurangi asupan garam dan gula pada diet makanan
serta membatasi minum sehari-hari.
PMS tipe C
(craving) ditandai dengan rasa lapar ingin mengonsumsi makanan yang manis-manis
(biasanya coklat) dan karbohidrat sederhana (biasanya gula). Pada umumnya
sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala
hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang
kadang-kadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon
insulin dalam tubuh meningkat. Rasa ingin menyantap makanan manis dapat disebabkan
oleh stres, tinggi garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak
esensial (omega 6), atau kurangnya magnesium.
PMS tipe
D(depression) ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin menangis, lemah,
gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata-kata
(verbalisasi), bahkan kadang-kadang muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba
bunuh diri. Biasanya PMS tipe D berlangsung bersamaan dengan PMS tipe A, hanya
sekitar 3% dari selururh tipe PMS benar-benar murni tipe D.
PMS tipe D
murni disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen, di
mana hormon progesteron dalam siklus haid terlalu tinggi dibandingkan dengan
hormon estrogennya. Kombinasi PMS tipe D dan tipe A dapat disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu stres, kekurangan asam amino tyrosine, penyerapan dan
penyimpanan timbal di tubuh, atau kekurangan magnesium dan vitamin B (terutama
B6). Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 dan magnesium
dapat membantu mengatasi gangguan PMS tipe D yang terjadi bersamaan dengan PMS
tipe A.
Ada pula
kram perut Pada hari pertama atau satu hari menjelang datang bulan, banyak
wanita yang mengeluh sakit perut atau tepatnya kram perut. Gangguan kram perut
ini tidak termasuk PMS walaupun ada kalanya bersamaan dengan gejala PMS.
Kram pada
waktu haid atau nyeri haid merupakan suatu gejala yang paling sering. Gangguan
nyeri yang hebat, atau dinamakan dismenorea, sangat mengganggu aktivitas
wanita, bahkan acap kali mengharuskan penderita beristirahat bahkan
meninggalkan pekerjaannya selama berjam-jam atau beberapa hari.
Dismenorea
memang bukan PMS. Dismenorea primer umumnya tidak ada hubungannya dengan
kelainan pada organ reproduksi wanita dan hanya terjadi sehari sebelum haid
atau hari pertama haid. Nyeri perut ini juga tidak ada hubungannya dengen PMS
yang mulai terasa 10 - 14 hari sebelum haid. Gejala malah hilang begitu haid
datang. Kalau dismenorea membaik atau bahkan hilang sama sekali setelah
seseorang melahirkan, tidak demikian dengan PMS. Wanita yang pernah melahirkan
malah berisiko lebih tinggi menderita PMS.
Untuk
mengatasi PMS, biasanya dokter memberikan pengobatan diuretika untuk mengatasi
retensi cairan atau edema (pembengkakan) pada kaki dan tangan. Pemberian hormon
progesteron dosis kecil dapat dilakukan selama 8 - 10 hari sebelum haid untuk
mengimbangi kelebihan relatif estrogen. Pemberian hormon testosteron dalam
bentuk methiltestosteron sebagai tablet isap dapat pula diberikan untuk
mengurangi kelebihan estrogen.
2.1.5.
Fertilitas/ Kesuburan
Fertilitas
adalah kemampuan seorang istri menjadi hamil dan suami bisa menghamili. Fertilitas
adalah kesuburan, kesuburan disini yang dimaksud adalah dapat bekerjanya secara
optimal dari organ-organ reproduksi baik dari pihak pria maupun wanita sehingga
dapat melakukan fungsi fertilisasi dengan baik. Salah satu faktor yang
mempengaruhi fertilitas adalah asupan zat gizi.
Infertilitas (pasangan mandul)
adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama satu tahun dan sudah melakukan
hubungan seksual
tanpa menggunakan alat
kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak.
Infertilitas adalah pasangan
yang telah kawin dan hidup harmonis serta berusaha selama satu tahun tetapi
belum hamil.
2.1.6.
Remaja dan Dewasa Awal
Remaja berasal dari kata latin adolesence yang berarti tumbuh atau tumbuh
menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang
mencakup kematangan mental, emosional sosial
dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja sebenarnya
tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi
tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam
Monks, dkk 1990) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau
peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki
status anak.
Borring
E.G. ( dalam Hurlock, 1990 ) mengatakan bahwa masa remaja merupakan
suatu periode atau masa tumbuhnya seseorang dalam masa transisi dari anak-anak
kemasa dewasa, yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan
memasuki masa dewasa. Sedangkan Monks, dkk ( dalam Hurlock, 1990 ) menyatakan
bahwa masa remaja suatu masa disaat individu berkembang dari pertama kali
menunjukkan tanda-tanda seksual, mengalami perkembangan psikologis dan pola
identifikasi dari anak menjadi dewasa, serta terjadi peralihan dari
ketergantungan sosial ekonomi yang penuh pada
keadaan yang mandiri.
Neidahart
(dalam Hurlock, 1990 ) menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dan ketergantungan pada masa anak-anak
kemasa dewasa, dan pada masa ini remaja
dituntut untuk mandiri. Pendapat ini hampir sama dengan yang dikemukakan oleh
Ottorank (dalam Hurlock, 1990 ) bahwa masa remaja merupakan masa perubahan yang
drastis dari keadaan tergantung menjadi keadaan mandiri, bahkan Daradjat (dalam
Hurlock, 1990 ) mengatakan masa remaja adalah masa dimana munculnya berbagai
kebutuhan dan emosi serta tumbuhnya kekuatan dan kemampuan fisik yang lebih
jelas dan daya fikir yang matang.
Erikson
(dalam Hurlock, 1990 ) menyatakan bahwa masa remaja adalah masa kritis identitas atau masalah identitas – ego remaja.
Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya
dan apa perannya dalam masyarakat, serta usaha mencari perasaan kesinambungan
dan kesamaan baru para remaja harus memperjuangkan kembali dan seseorang akan
siap menempatkan idola dan ideal seseorang
sebagai pembimbing dalam mencapai identitas akhir.
Berdasarkan
beberapa pengertian remaja yang telah
dikemukakan para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa remaja adalah
individu yang sedang berada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa
dewasa dan ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat dari aspek fisik,
psikis dan sosial.
Banyak
para pakar psikologi yang mendefinisikan mengenai dewasa awal yaitu: Erickson
(dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) mengatakan bahwa seseorang yang
digolongkan dalam usia dewasa awal berada dalam tahap hubungan hangat, dekat
dan komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila gagal dalam
bentuk keintiman maka ia akan mengalami apa yang disebut isolasi (merasa
tersisihkan dari orang lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan
orang lain).
Menurut
seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock (1999), masa dewasa awal
merupakan masa transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition),
transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial
(social role trantition).
Dewasa
awal adalah masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa
yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial,
periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas
dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru. Kisaran umur antara 21 sampai
40 tahun.
Masa
dewasa adalah masa dimana seseorang harus melepaskan ketergantungannya terhadap
orang tua dan mulai belajar mandiri karena telah mempunyai tugas dan peran yang
baru. Pada masa ini juga terdapat tugas-tugas perkembangan yang jika tidak
dioptimalkan dengan baik akan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri dimasa yang
akan datang.
Jadi
dapat disimpukan bahwa dewasa awal adalah masa pencarian kemantapan dan masa
reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan
emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan,
perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada pola hidup yang
baru. Kisaran umur antara 21 sampai 40 tahun
2.2.
Hubungan Pola Makan
2.2.1.
Siklus Menstruasi
Menarke adalah haid yang pertama
terjadi, yang merupakan ciri khaskedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak
hamil. Status gizi remaja wanita sangat memengaruhi terjadinya menarke baik
faktor usia terjadinya menarke, adanya keluhan-keluhan selam menarke maupun
lamanya hari menarke. Secara psikologis wanita remaja yang pertama sekali
mengalami haid akan mengeluh rasa nyeri, kurang nyaman, dammengeluh perutnya
terasa begah. Tetapi beberapa remaja keluhan-keluhan tersebut tidak dirasakan.
Hal ini dipengaruhi nutrisi yang adekuat yang biasa dikonsumsi, selain olahraga
yang teratur
Hormon
yang berpengaruh terhadap terjadinya menarke adalah pestrogen dan progesteron.
Estrogen berfungsi mengatur siklus haid, sedangkan progesteron berpengaruh pada
uterus yaitu dapat mengurangi kontraksi,selam siklus haid. Agar menarke tidak
menimbulkan keluhan-keluhan, sebaiknya remaja wanita mengkonsumsi makanan
dengan gizi seimbang, sehingga status gizinya baik. Status gizi dikatakan baik,
apabila nutrisi yang diperlukan baik protein, lemak, karbohidrat, mineral,
maupun air digunakan oleh tubuh secara keseluruhan
Gizi
kurang atau terbatas selain akan mempengaruhi pertumbuhan, fungsi organ tubuh,
juga akan menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi. Hal ini dapat berdampak
pada gangguan haid, tetapi akan membaik bila asupan nutrisinya baik. Seberapa
jauh pengaruh status gizi terhadap terjadinya menarke belum ada yang melakukan
penelitian. Sebagai bahan perbandingan dibawah ini akan diuraikan tentang
asupan energi total dan keragaman komponene diet.
Asupan
energi bervariasi sepanjang siklus haid, terjadi peningkatan asupan energi pada
fase luteal dibandingkan fase folekuler. Peningkatan konsumsi energi
premenstruasi dengan ekstra penambahan 87-500 Kkal/hari. Kesimpulannya bahwa
estrogen mengakibatkan efek penekanan atau penurunanterhadap nafsu makan.
Identifikasi jenis nutrisi yang dapat mengakibatkan perubahan asupan energi
belum didapatkan data yang pasti. Ada yang berpendapat karbohidat merupakan
sumber asupan kalori selama fase luteal, yang lain berpendapat bahwa konsumsi softdrink
yang mengandung gula cenderung meningkat selama fase luteal. Selain itu
juga ada yang berpendapat bahwa asupan lemak dan protein akan meningkat pada
fase luteal. Dengan demikian selama fase luteal terjadi peningkatan asupan
makanan atau energy.
Pada
remaja wanita perlu mempertahankan status gizi yang baik, dengan cara
mengkonsumsi makanan seimbah karena sangat dibutuhkan pada saat haid, terbukti
pada saat haid tersebut terutama pada fase luteal yang terjadi peningkatan
kebutuhan nutrisi. Apabila hal ini diabaikan maka dampaknya akan terjadi
keluhan yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan selama siklus haid.
Komposisi
diet baik secara kuantitatif maupun kualittatif, dianggap memengaruhi siklus
menstruasi. Tetapi timbul pertanyaan seberapa sering faktor diet dipandang
sebagai penyebab timbulnya amenore, masih jarang penelitian yang menggunakan
diet sebagai metoda perlakuan, dan uraiannya sering tidak lengkap atau tumpang
tindih. Siklus menstruasi dipengaruhi bukan saja oleh diet vegetarian tetapi
diet yang bervariasi dalm hal lemak, serat dan nutrien lainnya
Pengaruh
diet vegetarian terhadap hormon seks telah diteliti, 9 orang vegetarian diberi
diet yang mengandung daging, ternyata fase folekuler memanjang, rata-rata 4.2
hari juga FSH meningkat, E2 menurun secara signifikan. Sebaliknya 16
orang diet biasa beralih ke diet yang kurang daging selama dua bulan mengalami
pemendekan fase folikuler, rata-rata 3.8 hari, mengalami penurunan frekuensi
puncak LH dan peningkatan kadar LH. Setelah mengalami dua kalinjeksi LHRH,
terjadi hubungan antara diet dengan fungsi menstruasi. Pada wanita yang
mengkonsumsi diet vegetarian terjadi peningkatan frekuansi gangguan siklus
menstruasi. Prevalensi ketidakteraturan menstruasi 26.5% pada vegetarian dan
4.9% pada nonvegetarian.
Hasil
penelitian pada diet rendah lemak dibanding tinggi lemak, ternyata pada diet
tinggi lemak tidak memberikan perbedaan kadar hormon dalam plasma dan urin,
kesimpulannya tidak mempunyai pengaruh pada kadar hormon seks. Sedangkan pada
diet rendah lemak akan menyebabkan tiga efek utama, yaitu panjang siklus
menstruasi meningkat rata-rata 1.3 hari, lamanya waktu menstruasi meningkat
rata-rata 0.5 hari, dan fase folekuler meningkat rata-rata 0.9 hari. Dengan
demikian maka bagi wanita yang bukan vegetarian bila berubah ke diet rendah
lemak akan memperpanjang siklus menstruasi sebagai akibat dari memanjangnya
fase menstruasi dan fase folikuler.
2.2.2.
Sindrom Pre Manstruasi
Sindrom premenstrual adalah
kombinasi gejala yang terjadi sebelum haid dan menghilang setelah haid keluar.
Gejala utama meliputi sakt kepala, letih, sakit pinggang, pembesaran dan sakit
pada payudara dan perasaan gembung pada perut. Tindakan yang dilakukan untuk
menangani kasus sindrom premenstrual adalah menganjurkan perubahan diet selain menambah
suplemen nutrisi, walaupun tidak secara khusus jenis nutrisisnya apa. Secara
umum anjuran diet meliputi pembatasan, gula, garam, daging, lemak hewani,
alkohol, kopi, dan rokok. Sedangkan yang perlu ditambah komsumsinya adalah
jenis ikan, unggas, roti, kacang-kacangan, karbohidrat kompleks, sayuran daun
hijau dan sereal
Kebanyakan wanita dengan sindrome premenstrual mengkonsumsi susu dan produknya sebanyak lima
kali lipat untuk gula halus. Dengan mengkonsumsi rendah lemak, dan tinggi karbohidrat akan mengurangi
pembengkakan payudara. Sedangkan konsumsi tinggi karbohidrat dan rendah protein
dapat memperbaiki gangguan perasaan yang tidak nyaman, hal ini berhubungan
dengan pembentukan seretonin di dalam otak.
2.2.3. Fertilitas/ Kesuburan
Kesuburan
seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan dan faktor usia, juga
dipengaruhi oleh gizi kedua pasangan, faktor gizi ini mempunyai peran sangat
penting dalam mendukung kesuburan. Kekurangan nutrisi pada seseorang akan
berdampak pada penurunan fungsi reproduksi, hal ini dapat diketahui apabila
seseorang dapat mengalami anoreksia nervosa, maka akan terlihat perubahan-perubahan
hormonal tertentu, yang ditandai dengan penurunan berat badan yang mencolok.
Hal ini terjadi karena gonadotropin dalam serum dan urin menurun, serta
penurunan pola sekresinya. Kejadian tersebut berhubungan dengan gangguan fungsi
hipotalamus.
Pada
wanita yang anoreksia kadar hormon steroid mengalami perubahan yaitu
meningkatnya kadar tostesteron serum dan penuerunan ekskresi 17-keto-steroid
dalam urin, diantaranya androsteron dan epiandrosteron. Dampakanya terjadi
perubahan siklus ovulasi. Bila anoreksia tidak terlalu berat dapat diberikan
hormon GRH (gonadothropin relating hormone), karenahormon tersebut dapat
mengembalikan siklus haid ke arah normal.
Berhubungan
dengan fungsi menstruasi, secara khusus jumlah wanita yang anovulasi akan
meningkat bila berat badannya meningkat. Pada penelitian ternyata wanita gemuk
memiliki risiko tinggi terhadap ovulasi inertil, dan fungsi ovulasi terganggu,
sehingga menjaditidak subur. Keadaan ini terjadi apabila peningkatan berat
badan disebabkan karena asupan gizi yang berlebihan. Bila siklus berlangsung
tanpa ovulasi pada wanita gemuk, menuinjukkan adanya kelainan pada pengeluaran
hormon. Bila kadar SHBG rendah, akan terjadi peningkatan produksi hormon
endrogen baik di ovarium maupun dikelenjar adrenalin. Kondisi kegemukan
berkaitan dengan proses perubahan androgen menjadi estrogen. Hipotalamus
merangsang peningkatan sekresi hormon LH serta terjadi hiperandrogenisme.
Mekanisme
lain adalah gangguan pematangan folikel akibat peningkatan LH dan kadar
testosteron yang rendah. Wanita kegemukan dengan siklus menstruasi normal kadar
testosteronnya lebih rendah dari pada wanita gemuk yang mengalami amenore.
Seberapa gemuk yang akan menyebabkan siklus anovulasi tidak diketahuui dengan
pasti, yang jelas bahwa diet dan berat badan sangat memengaruhi fungsi
menstruasi.
2.3.
Makanan Yang Sebaiknya dikonsumsi dan Tidak sebaiknya
Dikonsumsi
2.3.1.
Siklus Menstruasi
Makanan Yang Sebaiknya dikonsumsi
|
Makanan Tidak sebaiknya
Dikonsumsi
|
ü Biji gandum : Serat pada biji
gandum akan membuat keadaan tubuh Anda stabil ketika datang bulan. Kandungan
karbohidrat di dalamnya juga merupakan suplai vitamin dan mineral bagi tubuh.
ü Sayuran berdaun hijau : Menurut Dr. Christine O'Connor dari The
Gynecology Center, sayuran berdaun hijau akan membantu tubuh dalam proses
pencernaan. Kandungan zat besi dan vitamin B pada sayuran berdaun hijau juga
efektif dalam menjaga siklus menstruasi agar
tetap normal.
ü Kacang : Kacang mengandung omega 3 dan lemak
tak jenuh, sehingga kacang bisa dijadikan alternatif sebagai snack
sehat saat datang bulan.
ü Buah segar : Sama seperti biji gandum, buah segar
kaya akan serat yang akan membantu proses pencernaan dan menjaga kesehatan
perut Anda.
ü Daging merah : Konsumsi daging
merah yang kaya akan zat besi akan mencegah Anda dari anemia dan gejala PMS.
Namun ingat, jangan sampai berlebihan dalam mengonsumsinya.
|
ü
junk food. Junk food tidak
rendah akan kalori, selain itu menurut studi terbaru, makan terlalu
banyak junk food bisa menyebabkan depresi.
|
2.3.2.
Sindrom Pre Menstruasi
Makanan Yang Sebaiknya dikonsumsi
|
Makanan Tidak sebaiknya Dikonsumsi
|
ü Beras
merah mengandung Vit B untuk meredakan depresi
ü Asupan
B6 meningkatkan sediaan magnesium untuk menghilangkan badmoon
ü Bahan
makanan lain : ikan laut, hati sapi, ayam, kacang kacangan, apokat, apel, kerang,
bayam.
|
ü Lemak
Jenuh
ü Gula
ü Cafein
|
2.3.3.
Fertilitas/ Kesuburan
Makanan Yang Sebaiknya dikonsumsi
|
Makanan Tidak sebaiknya Dikonsumsi
|
ü
Daging dan alternatifnya (ikan
telur dan kacang-kacangan),
ü
Buah dan sayuran (buah,
sayuran mentah makanan segar, jus buah/sayuran, buah kering), dan
ü
Roti dan sereal yang tidak
banyak diolah (roti, bubur, makanan kering, biji-bijian, gandum, spageti dan
beras merah),
ü
Susu dan hasil olahan susu
(susu, yoghurt, keju).
|
ü Alkohol
ü Kopi
ü Makanan/
minuman kaleng
ü Makanan
yang mengandung lemak jahat (jelantah, gajih, daging berlemak, dll)
|
2.4.
Kebutuhan Zat Gizi
2.4.1.
Siklus Menstruasi dan Sindrom Pre Manstruasi
Untuk pertumbuhan yang normal, tubuh memerlukan nutrisi yang
memadai, kecukupan energi, protein, lemak, dan suplai semua nutrient
esensial yang menjadi basis pertumbuhan. Kebiasaan makan yang diperoleh
selama remaja akan berdampak pada kesehatan dalam fase kehidupan selanjutnya,
setelah dewasa dan berusia lanjut.
Agar
menarche tidak menimbulkan keluhan-keluhan, sebaiknya remaja wanita
mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang sehingga status gizinya baik. Status
gizi dikatakan baik apabila nutrisi yang diperlukan baik protein, lemak,
karbohidrat, mineral, dan vitamin maupun air digunakan oleh tubuh sesuai dengan
kebutuhan (Krummel, 1996 dalam Path 2004).
Asupan
gizi yang dibutuhkan pada remaja:
ü Asupan energy
Asupan energi
untuk remaja putri usia 10-12 tahun adalah 2050 kkal sedangkan usia 13-15 tahun
adalah 2350 kkal . Energi dibutuhkan untuk dapat mempertahankan
hidup,menunjangpertumbuhan, dan melakukan aktivitas fisik. Energi diperoleh
dari karbohidrat, lemak, dan protein yang ada di dalam makanan.
Kandungan energi
yang paling tinggi diperoleh dari bahan makanan yng mengandung karbohidrat.
Karbohidrat ini merupakan sumber energi yang utama bagi hampir seluruh penduduk
dunia, khususnya bagi penduduk negara yang sedang berkembang. Walaupun jumlah
kalori yang dihasilkan oleh satu gram karbohidrat hanya empat kalori namun bila
dibandingkan dengan protein dan lemak, karbohidrat merupakan sumber energi yang
murah. Kejar tumbuh pada remaja sangat sensitif terhadap energi dan perubahan
yang terjadi pada energi. Asupan energi yang rendah menyebabkan retradasi pertumbuhan,
berat badan rendah, dan semistarvasi
Ketidakseimbangan
antara asupan dan keluaran energi mengakibatkan pertambahan berat badan Hal ini
pun akan semakin diperberat apabila tidak diimbangi dengan aktivitas dan
olahraga
Asupan energi
bervariasi sepanjang siklus haid, terjadi peningkatan asupan energi pada fase
luteal dibandingkan fase folikuler. Peningkatan 550 kkal/hari. Kesimpulannya
bahwa estrogen menyebabkan efek peningkatan dan penurunan terhadap nafsu makan
(Krummel, 1996 dalam Path 2004). Identifikasi jenis nutrisi yang dapat
mengakibatkan perubahan asupan energi belum didapatkan data yang pasti.
Kategori asupan
energi dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) dibagi menjadi 3 yaitu:
Kategori
|
Cut
Of Point
|
Baik
|
>80%
|
Sedang
|
≥70-80%
|
Kurang
|
60-69%
|
ü Asupan
lemak
Lemak memegang peran penting sebagai komponen struktural dan fungsional
membran sel dan perkusor senyawa yang meliputi berbagai segi dari metabolisme.
Lemak juga sebagai sumber asam lemak esensial yang diperlukan oleh pertumbuhan,
sebagai sumber suplai energi yang berkadar tinggi, dan sebagai pengangkut
vitamin yang larut dalam lemak .
Perbandingan komposisi energi dari lemak yang dianjurkan adalah 20-30%,
hal tersebut sudah dapat menggambarkan pola makan yang baik karena jumlah ini
sudah dapat memenuhi kebutuhan akan asam lemak esensial dan untuk membantu
penyerapan vitamin larut lemak
Apabila dalam tubuh lemak melebihi dari yang diperlukan untuk fungsi
tubuh yang normal maka akan terjadi penimbunan lemak sehingga mengakibatkan
berat badan lebih dari normal dan hormon yang dibentuk oleh lemak akan memacu
menstruasi datang lebih dini.
Asupan tinggi lemak berpengaruh terhadap kadar hormon steroid, dibuktikan
dengan diet rendah lemak akan memperpanjang siklus menstruasi, lamamya
menstruasi, serta memperpanjang fase folikuler (Path, 2004).
ü Asupan
protein
Protein diperlukan untuk sebagian besar proses metabolik, terutama
pertumbuhan, perkembangan, dan maintenance merawat jaringan tubuh. Protein sebagai pemasok
energi dapat diberikan dalam jumlah sedang tetapi sebaiknya 20-25% dari jumlah
total kalori
Kebutuhan puncak protein seimbang dengan asupan energi, kebutuhan
protein lebih erat berhubungan ke model pertumbuhan dibandingkan ke usia
kronologis. Kebutuhan protein sehari yang direkomendasikan pada remaja berkisar
antara 44-59 gram. Path (2004) menjelaskan bahwa asupan protein dan lemak akan
meningkat pada fase luteal
Kategori asupan protein dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG)
dibagi menjadi 3 yaitu:
Kategori
|
Cut Of Point
|
Baik
|
>80%
|
Sedang
|
≥70-80%
|
Kurang
|
60-69%
|
Asupan
protein hewani yang kurang akan memengaruhi penurunan frekuensi puncak LH dan
akan mengalami pemendekan fase folikuler rata-rata 3,8 hari. Hal ini telah
diteliti pada 9 orang vegetarian yang diberi diet mengandung protein hewani
(daging) ternyata fase folikuler memanjang dan FSH pun meningkat (Path, 2004).
ü Asupan
karbohidrat
Sumber energi terbesar tubuh adalah karbohidrat yang menjadi bagian dari
berbagai macam struktur komponen primer diet serat. Karbohidrat disimpan
sebagai glikogen atau diubah menjadi lemak tubuh . Tidak ada ketentuan tentang
karbohidrat sehari untuk manusia namun untuk memelihara kesehatan komposisi
energi dari karbohidrat yang dianjurkan adalah sebesar 60%
Sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai
glukosa untuk keperluan energi segera, sebagian disimpan sebagai glikogen dalam
hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian
disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lema. Karbohidrat juga merupakan sumber
peningkatan asupan kalori selama fase luteal pada siklus menstruasi (Krummel,
1996 dalam Path 2004)
2.4.2.
Fertilitas/ Kesuburan
Untuk meningkatkan kesuburan pasangan yang terpenting dilakukan
adalah mengkonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang, sebaiknya pasangan
menghindarimakanan yang terlalu diolah atau mengandung bahan-bahan tiruan,
diantaranya keju olahan, daging olahan. Makanan beku, makanan kalengan. Bila
membeli buah-buahan jangan yang kaleng atau hanya sirupnya saja. Untuk sayuran
hindarkan sayuran kaleng,kudapan asin, kacang dan minyak terhidrogenasi,
hindari roti putih, jangan terlalu sering minum susu skim kaleng, jangan
mengkonsumsi makanan yang sudah tidak segar lagi. Menurut Neil (2001) untuk
menambah kesuburan sebaiknya pilih makanan seperti berikut: daging dan
alternatifnya (ikan telur dan kacang-kacangan), buah dan sayuran (buah, sayuran
mentah makanan segar, jus buah/sayuran, buah kering), dan rotidan sereal yang
tidak banyak diolah (roti, bubur, makanan kering, biji-bijian, gandum, spageti
dan beras merah), susu dan hasil olahan susu (susu, yoghurt, keju).
Pilih
makanan yang belum disuling: nasi, roti, sereal dan kripsi biji-bijian,
makanlah makanan segar sepeti susu dan sayuran, baik yang mentah atau
yang telah dimasak. Telur adalah sumber protein terbaik dan juga mengandung
berbagai macam gizi, karena diperlukan untuk pembuahan.kacang-kacangan dan
biji-bijian dari tanaman juga sangat bergizi, kacang polong. Ikan dikonsumsi
sesekali seminggu. Untuk daging bervariasi, sayuran dan buah merupakan sumber
vitamin dan mineral yang sangat baik. Memasak lebih baik dikukus, pengaturan
gizi ini dilakukan sejak wanita berusia 19 tahun sampai 26 tahun.
Berikut
adalah tujuh nutrisi yang bila dikonsumsi secara seimbang akan menambah
kesuburan Anda:
1.
Vitamin E
Vitamin E sangat penting bagi
sistem reproduksi pria dan wanita. Bagi wanita, vitamin E menjaga sistem
endokrin dan produksi hormon-hormon yang baik. Bagi pria, vitamin E
mendukung produksi sperma dan hormon-hormon seks serta mencegah kerusakan
DNA sperma.
Sebuah riset menunjukkan
bahwa kerusakan yang ekstensif pada DNA sperma dapat
menyebabkan infertilitas. Kerusakan DNA tersebut terutama disebabkan
oleh radikal bebas. Vitamin E sebagai antioksidan dapat mencegah
kerusakan DNA sperma.
Asupan vitamin E yang
disarankan adalah 400 UI per hari. Sumber utama vitamin E adalah kecambah,
kedelai, hati, dan sayuran berwarna hijau tua.
2.
Vitamin
C
Vitamin C penting bagi pria dan wanita. Bagi wanita, vitamin C
bermanfaat menjaga keseimbangan hormonal, meningkatkan fertilitas,
memperkuat sistem imun, dan membantu penyerapan zat besi. Bagi pria,
vitamin C mencegah penggumpalan sperma dan meningkatkan mobilitas
sperma.
Sumber utama vitamin C adalah
buah-buahan seperti jambu, sirsak,
pepaya,
jeruk, mangga, stroberi dan sayuran seperti cabai dan bayam. Konsumsi
harian vitamin C yang disarankan adalah 750-1000 mg.
Meskipun terlalu banyak
mengkonsumsi vitamin C tidak berbahaya karena vitamin ini larut dalam air
sehingga bila berlebihan akan dibuang lewat air seni, kelebihan vitamin C
dapat menurunkan pH tubuh yang kurang menguntungkan bagi sperma dan telur.
3.
Vitamin B
Ada dua jenis vitamin B yang bermanfaat menambah kesuburan, satu untuk pria
dan satunya untuk wanita. Vitamin B12 dapat menambah dan meningkatkan kualitas
sperma sedangkan vitamin B6 dapat meningkatkan kesuburan wanita. Jenis vitamin
B lainnya seperti asam folat juga penting untuk proses penyatuan sperma dan sel
telur (konsepsi).
Asupan vitamin B6 dan B12 yang
disarankan adalah 1,3 dan 2,4 mikrogram per hari. Sumber vitamin B6 adalah wortel,
telur, ayam, ikan, pisang, brokoli dan beras merah. Sedangkan sumber
vitamin B12 adalah hati, susu dan ikan.
4.
Zat besi
Zat besi penting untuk transportasi darah dan oksigen di dalam tubuh.
Kaum wanita memerlukannya untuk menjaga keseimbangan proses ovulasi. Sebuah
studi menunjukkan bahwa 40% anggota kelompok wanita yang
mengalami masalah ovulasi menjadi subur setelah menambah konsumsi zat
besi.
Asupan zat besi yang
disarankan bagi pria dan wanita dewasa masing-masing adalah 8 mg dan 18 mg
per hari. Zat besi paling baik diperoleh dari sumber alami seperti
kangkung, bayam, hati dan daging.
5.
Selenium
Studi yang
dilakukan universitas Padua, Italia, menunjukkan bahwa
kekurangan selenium dapat menyebabkan infertilitas
pada pria. Seperti halnya vitamin E, sebagai antioksidan
selenium berperan mencegah oksidasi sel-sel sperma.
Sumber utama selenium adalah
daging merah, hati dan makanan laut. Asupan harian yang direkomendasikan
untuk pria dewasa adalah 70 mikrogram.
6.
Zinc
Zinc atau seng adalah mineral yang sangat penting bagi kesuburan. Mineral
ini terdapat pada lebih dari 200 enzim dan protein dan penting sekali bagi
pria untuk membantu menjaga fungsi organ seksual dan produksi sperma.
Kekurangan zinc menyebabkan penurunan hormon testosteron, penyusutan
testis dan pengurangan produksi sperma yang sehat.
Kerang mengandung paling
banyak zinc dibandingkan makanan lainnya. Namun berhati-hatilah bagi Anda
yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya karena kerang dari
teluk Jakarta dicurigai banyak tercemar logam berat seperti timbal
dan cadmium. Alih-alih bertambah sehat, Anda justru bisa menjadi sakit
karenanya. Zinc juga terdapat pada hati, daging sapi, kepiting,daging
kambing, telur dan ayam. Jumlah asupan zinc yang disarankan
adalah 15 mikrogram per hari.
7.
Kalsium
Untuk mempersiapkan kehamilan, Anda perlu cadangan
kalsium yang cukup. Kalsium juga meningkatkan pH tubuh Anda,
yang menguntungkan bagi sperma dan telur yang sudah dibuahi serta sejumlah
manfaat lain. Sumber kalsium yang terbaik adalah susu segar, sayuran hijau
dan daging. Satu gelas susu segar mengandung sekitar 800 mg kalsium.
Kalsium pada makanan lebih
mudah diserap tubuh. Namun, suplemen kalsium memberikan alternatif yang
lebih praktis. Wanita yang ingin menambah kesuburannya harus mengkonsumsi
1000 mg kalsium sehari.
Berikut
adalah hubungan antar gizi dan kesuburan pada wanita.
a.
Kekurangan
Gizi / Nutrisi
Hal ini akan mempengaruhi peryumbuhan, fungsi organ tubuh, dan
gangguan reproduksi. Perubahan kadar hormon steroid (peningkatan hormon testosteron)
dapat menyebabkan gangguan siklus menstruasi.Asupan gizi yang kurang
juga akan menyebabkan berbagai keluhan dan ketidaknyamanan pada saat
menstruasi.
b.
Diet Rendah
Lemak
Dari hasil penelitian ternyata diet rendah lemak dan diet
tinggi lemak tidak memperlihatkan perbedaan kadar hormon. Namun pada diet
rendah lemak akan menyebabkan 3 efek utama yaitu : panjang siklus menstruasi
memanjang yaitu menungkat rata-rat 1,3 hari, lamanya waktu menstruasi meningkat
rata-rata 0,5 hari, dan fase folikuler meningkat rata-rata 0,9 hari.
c.
Diet
Vegetarian
Pengaruh diet vegetarian terhadap hormon
steroid (hormon seks) telah diteliti. Ternyata menyebabkan pemendeken fase folikuler
(ada di artikel sebelumnya) dan peningkatan frekuensi gangguan siklus
menstruasi. Prevalensi ketidakteraturan menstruasi pada vegetarian 26,5%
sedangkan pada non vegetarian 4,9%.
d.
Kegemukan /
Obesitas
Berdasrkan penelitian, wanita gemuk
memiliki resiko tinggi terhadap ovulasi infertil, dan fungsi ovulasi
terganggu sehingga menjadi tidak subur.
Disamping berat badan yang berlebih maka
berat badan yang sangat rendah juga dapat mengganggu fungsi fertilitas seorang
wanita. Zat gizi yang cukup seperti karbohidrat, lemak dan protein sangat
diperlukan untuk pembentukkan hormon reproduksi, sehingga pada wanita kurus
akibat asupan gizi yang sangat kurang akan mengalami defisiensi hormon
reproduksi yang berakibat terhadap peningkatan kejadian infertilitas pada
wanita tersebut. Wanita-wanita yang sering mengalami masalah dengan asupan gizi
tersebut sering kali terkait dengan hal-hal dibawah ini: Anoreksia nervosa atau
bulimia, Vegetarian yang fanatic, dan Pelari maraton dan penari professional
Banyak
pula mitos yang berkembang di masyarakat bahwa vitamin tertentu
dapat menambah kesuburan. Misalnya, pasangan suami-istri dianjurkan banyak
makan kecambah karena mengandung vitamin E yang baik untuk
kesuburan.Pendapat itu hanya separuh benar. Meskipun vitamin E diperlukan
untuk kesuburan, vitamin tersebut bukanlah satu-satunya yang Anda
butuhkan. Anda memerlukan kombinasi sejumlah vitamin lain dan mineral untuk
menjaga fertilitas. Mengkonsumsi berlebihan unsur gizi tertentu tapi
kurang mengkonsumsi unsur lainnya justru merugikan
fertilitas (dan kesehatan) Anda. Dalam kondisi apa pun, pola
makan dengan gizi seimbang harus tetap dipertahankan
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
1.
Gizi adalah elemen
yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh
seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Gizi
yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yang masih dalam masa
pertumbuhan. Dimasa tumbuh kembang balita yang berlangsung secara cepat
dibutuhkan makanan dengan kualitas dan kuantitas yang tepat dan seimbang.
2.
Perubahan
hormon seks steroid berhubungan dengan makanan atau gizi yang dikonsumsi
terhadap siklus menstruasi dan sindrom pre menstruasi.
Komposisi
diet baik secara kuantitatif maupun kualittatif, dianggap memengaruhi siklus
menstruasi dan sindrom pre menstruasi.
3. Diet vegetarian memungkinkan premenstrual sindrom menjadi mungkin
timbul dan siklus menstruasi menjadi tidak teratur.
4.
Fertilitas
adalah kemampuan seorang istri menjadi hamil dan suami bisa menghamili.
Sedangkan Infertilitas
(pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama satu
tahun dan sudah melakukan hubungan
seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi, tetapi
belum memiliki anak.
5.
Kesuburan seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor
keturunan dan faktor usia, juga dipengaruhi oleh gizi kedua pasangan, faktor
gizi ini mempunyai peran sangat penting dalam mendukung kesuburan.
6.
Hubungan antara gizi dan kesuburan wanita dapat
dipengaruhi oleh kekurangan gizi / nutrisi, diet rendah lemak, diet
vegetarian atau kegemukan /
DAFTAR PUSTAKA
Adriani Merryana dan Bambang
Wirjatmadi. 2012. Peranan Gizi Dalam siklus Kehidupan. Jakarta : Kencana
Prenada mmedia Group.
Anttoniette Pechere. 2004. Female
Sex Hormones, salt, and Blood Pressure Regulation. By: The american Journal Of
Hypertension.Ltd. Published By Elsevier Inc. DOI:
10.1016/j.amjhyper.2004.08.009.AJH- October 2004-Vol. 17, No.10Anwar, Ruswana.
2005. Sintesis, Fungsi dan Interprestasi Pemeriksaan Hormon Reproduksi.
Bandung: FK UNPAD.
Bair, Susan I. 1999. Vegetarianism
And Menstrual Cycle Distrubances: Is There An Asociation?. Tha American Journal
Of Clinical Nutrition. September - 554S.
http:// intl-ajcn.nutrinion.org. ISSN: 1938-3207.
Bambang W. 2011. Mekanisme Kerja
Dan Metabolisme Hormon. http://reproduksiumj.blogspot.com/2011/08/mekanisme-kerja-dan-metabolisme-hormon.html.
Bambang W. 2011. Fertilisasi Proses
Kehamilan. http://reproduksiumj.blogspot.com/2011/08/fertilisasi-proses
kehamilan.html
Bambang W. 2011. Biosintesa
Hormon Steroid http://reproduksiumj.blogspot.com/2011/08/biosintesa-hormon-steroid.html
Bambang W. 2011. Siklus
Menstruasi. http://reproduksiumj.blogspot.com/2011/08/siklus-menstruasi.html
Barnard, Neal D. Dkk. 2000. Diet,
Sex – Hormones Binding Globulin, Dysmenorea, and Premenstrual Symptoms. Vol. 95
No. 2, February 2000. ISBN: PII S0029-7844(99)00525-6. American College Of
Obstetricians and Gynecologist. Published by Elsevier Science Inc.
Departemen Gizi dan Kesehatan
Masyarakat FKM UI. 2012. Gizi dan Kesehatan Masyarakat (Edisi Revisi). Jakarta:
PT.Raja Grafindo Persada.
Franco Berrno, dkk. 2001. Reducing
Bioavailable Sex Hormones Through A Comprehensive Change In Diet: The Diet And
androgens (DIANA) Randomized Trial. ISSN: 1538-7755. Cancer Epidemio Biomakers
and Prevention. Januari 2001.10; 25.cebp.aacrjournals.org
Fujiwara, Tomoko. 2007. Adverse
Effects Of Dietary habits On Menstrual Disordes In Young Women The Open Food
Science Journal 2007. Volume I. Bentham Science Publishers Ltd. ISBN:
1874-25664/07
Hirshberg Angelica L, dkk. 2012.
Maturitas : Sex Hormones, Appetite and eating Behaviour In Women. Maturitas
71(2012) 248-256. 12 December 2011. Journnal homepage:
www.elsevier.com/locate/maturitas.
Jarvis, Sarah & Tim Dokter
Wanita Kelas Dunia. 2011. Ensiklopedia Kesehatan Wanita. Erlangga. Jakarta.
Joanne, F Dorgan, dkk. 2003. Diet
And Sex Hormones In Girls: Finding From A Randomized Controlled Clinical Trial.
Journal Of The National Cancer Institute, Vol. 95 No.2, 15 Januari 2003.
Http:// jnci.oxfordjournals.org/ By: Guest On November 29, 2013
Manuaba I BG, dkk. 2007. Pengantar
Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC
Maria Del Mar Romero. 2012. Effect
Of Sex and Prior Exposure To Cafetaria Diet On The distrubition Of Sex Hormones
Between Plasma and Blood Cells. Published: mar 27, 2012. DOI:
10.1371/journal.pone.0034381
Mela, J David. 2005. Food, Diet,
and Obesity. England: CRC Press. www.wooodheadpublishing.com
Micevych, Paul E, dkk. 2005.
Neurobiological Effects Of Sex steroid Hormones. New york: Cambridge University
Press. ISBN: 10-0-521-02003-4
Paath, Erna Francin, dkk. 2005. Gizi dalam
Kesehatan Reproduksi. Jakarta:EGC.-58112-362-0
Santino, E Jeannette I. 2007. Diet, Energy, and
Hormone Replaction. USA: Boca Racon/ Dissertation.com. ISBN:
Trickey,
Ruth. 2003. Women, hormones, and Menstrual Cycle (2ed). Australian.
ISBN: 1-86508-980-Y
Varney
Helan, dkk. 2007. Buku ajaar asuhan Kebidanan Vol.I. Jakarta : EGC.
Vishrutha K, dkk. 2013. Effect Of Diet On Autonomic
Modulation Of Hearth In Menstrual Cycle. International Journal Of Advanced
Research (2013), Volume 1, Issue 8, 274-277. ISSN: 2320-5407. Journal homepage:
http://www.journaliajr.com.
Waryana. 2010. Gizi Reproduksi.
Yogyakarta: Pustaka Rihama
Woodruff,
Tracey J, dkk. 2010. Enviromental Impact On Reproductive health and Fertility.
New York: Cambridge University Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar