1.
Pengertian Remaja dan Pubertas
Masa remaja merupakan suatu periode transisi antara masa
kanak-kanak dan masa dewasa ―merupakan waktu kematangan fisik, kognitif, sosial
dan emosional yang cepat pada anak laki-laki untuk mempersiapkan diri menjadi
laki-laki dewasa dan anak perempuan untuk mempersiapkan diri menjadi wanita
dewasa. Batasan yang tegas pada remaja sulit ditetapkan, tetapi periode ini
biasanya digambarkan pertama kali dengan penampakan karakteristik seks sekunder
pada sekitar usia 11 sampai 12 tahun dan berakhir dengan berhentinya pertumbuhan
tubuh pada usia 18 sampai 20 tahun (Wong,et al. 2009 hlm.585).
Pubertas adalah proses
kematangan, hormonal dan pertumbuhan yang terjadi ketika organ-organ reproduksi
mulai berfungsi dan karakteristik seks sekunder mulai muncul (Wong,et al. 2009
hlm.585).
Masa puber
merupakan periode transisi dan tumpang tindih. Dikatakan transisi sebab
pubertas berada dalam peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa remaja.
Tumpang tindih sebab beberapa ciri biologis-psikologis kanak-kanak masih
dimilikinya, sementara beberapa ciri remaja juga dimilikinya. Jadi masa puber
meliputi tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun awal masa remaja.
Menjelas anak matang secara seksual, ia masih disebut ”anak puber”, begitu
matang secara seksual ia disebut ”remaja” atau ”remaja muda” (Al-mighwar, 2006 hlm 70).
Masa pubertas disebut sebagai masa
bangkitnya kepribadian ketika minatnya lebih ditujukan kepada perkembangan
pribadi sendiri. Pribadi itulah yang menjadi pusat pikirannya (Zulkifli,2005
hlm.70).
2. Kurun waktu masa remaja
Wong,et al
(2009, hlm 585) mengemukakan masa remaja terdiri atas tiga subfase yang jelas,
yaitu: (a) Masa
remaja awal usia 11-14 tahun ; (b) Masa remaja pertengahan usia 15-17 tahun ; (c) Masa remaja akhir usia 18-20 tahun
Al-Mighwar (2006 hlm.20) menjelaskan
masa puber
terjadi secara bertahap, yaitu : (a) Tahap
Prapubertas, tahap ini disebut juga tahap
pematangan yaitu pada satu
atau dua terakhir masa kanak-kanak. Pada masa
ini anak dianggap sebagai ”prapuber”, sehingga ia tidak disebut seorang anak
dan tidak pula seorang remaja. Pada tahap ini, ciri-ciri seks sekunder mulai
tampak, namun organ-organ reproduksinya belum berkembang secara sempurna ; (b) Tahap Puber, tahap ini disebut juga tahap matang,
yaitu terjadi pada garis antara masa kanak-kanak dan masa remaja. Pada tahap
ini, kriteria kematangan seksual mulai muncul. Pada anak perempuan terjadi haid
pertama dan pada anak laki-laki terjadi mimpi basah pertama kali. Dan mulai
berkembang ciri-ciri seks sekunder dan sel-sel diproduksi dalam organ-organ
seks ; (c) Tahap Pascapuber, pada tahap ini menyatu dengan tahun
pertama atau kedua masa remaja. Pada tahap ini, ciri-ciri seks sekunder sudah
berkembang dengan baik dan organ-organ seks juga berfungsi secara matang
Wong,et al (2009, hlm. 585) mengatakan bahwa pubertas dibagi atas tiga
tahap yaitu: (a) Prapubertas, yaitu periode sekitar 2 tahun sebelum pubertas
ketika anak pertama kali mengalami perubahan fisik yang menandakan kematangan
seksual ; (b)Pubertas, merupakan titik pencapaian kematangan seksual, ditandai
dengan keluarnya darah menstruasi pertama kali pada remaja putri sedangkan pada
remaja putra indikasi seksualitasnya kurang jelas ; (c) Pascapubertas,
merupakan periode 1 sampai 2 tahun setelah pubertas, ketika pertumbuhan tulang
telah lengkapdan fungsi reproduksinya terbentuk dengan cukup baik.
3. Ciri-ciri Perkembangan Remaja
Menurut
Wong,et al (2009 hlm.585) perkembangan remaja terlihat pada:
(a)
Perkembangan biologis, perubahan fisik pada pubertas merupakan hasil aktivitas
hormonal di bawah pengaruh sistem saraf pusat. Perubahan fisik yang sangat
jelas tampak pada pertumbuhan peningkatan fisik dan pada penampakan serta
perkrmbangan karakteristik seks sekunder ; (b) Perkembangan psikologis, teori
psikososial tradisional menganggap bahwa krisis perkembangan pada masa remaja
menghasilkan terbentuknya identitas (Erikson,1963). Pada masa remaja mereka
mulai melihat dirinya sebagai individu yang lain ; (c) Perkembangan kognitif,
berfikir kognitif mencapai puncaknya pada kemampuan berfikir abstrak. Remaja
tidak lagi dibatasi dengan kenyataan dan aktual yang merupakan ciri periode
berfikir konkret, remaja juga memerhatikan terhadap kemungkinan yang akan
terjadi ; (d) Perkembangan moral, anak yang lebih muda hanya dapat menerima
keputusan atau sudut pandang orang dewasa, sedangkan remaja, untuk memperoleh
autonomi dari orang dewasa, mereka harus mengganti seperangkat moral dan
nilai mereka sendiri ; (e)Perkembangan spiritual, remaja mampu memahami konsep
abstrak dan menginterpretasi analogi serta simbol-simbol. Mereka mampu
berempati, berfilosofi dan berfikir secara logis ; (f)Perkembangan sosial,
untuk memperoleh kematangan penuh, remaja harus membebaskan diri mereka dari
dominasi keluarga dan menetapkan sebuah identitas yang mandiri dari wewenang
orang tua. Masa remaja adalah masa dengan kemampuan bersosialisasi yang kuat
terhadap teman sebaya dan teman dekat.
Agustiani
(2006 hlm.29) mengemukakan
masa remaja menjadi tiga bagian, yaitu : (a) Masa remaja awal (12-15 tahun), pada masa ini individu mulai
meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai
individu yang unik dan tidak tergantung pada orangtua. Fokus dari tahap ini
adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas
yang kuat dengan teman sebaya ; (b) Masa remaja pertengahan (15-18
tahun), masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan
berpikir yang baru. Teman sebaya masih memiliki peran yang penting, namun
individu sudah lebih mampu mengarahkan diri sendiri.
Pada masa ini remaja mulai mengembangkan kematangan tingkah laku. Belajar
mengendalikan impulsivitas, dan membuat keputusan-keputusan awal yang berkaitan
dengan tujuan vaksional yang ingin dicapai. Selain itu penerimaan dari lawan
jenis menjadi penting bagi individu ; (c) Masa remaja akhir (19-22 tahun), masa
ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa. Selama
periode ini remaja berusaha memantapkan tujuan vaksional dan mengembangkan sense of personal identity. Keinginan
yang kuat untuk menjadi matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan
orang dewasa, juga menjadi ciri dari tahap ini.
3.
Perubahan fisik pada masa
remaja
Awal pubertas, ekstremitas tumbuh lebih cepat
daripada batang tubuh. Pertumbuhan ekstremitas kemudian berhenti, tetapi batang
tubuh terus tumbuh dengan baik sampai remaja. Pertumbuhan batang tubuh yang
paling besar biasanya pada tulang pelvis. Lebarnya bertambah lebih cepat dari
pada ukuran antero-posterior. Rongga pelvis memanjang dan pintu panggul
melebar, untuk mempersiapkan fungsi kehamilan (Henderson, 2005 hlm.3).
Terjadi
pertumbuhan yang cepat pada remaja, termasuk pertumbuhan organ-organ reproduksi
(organ seksual) untuk mencapai kematangan, sehingga mampu melangsungkan fungsi
reproduksi. Perubahan
ini ditandai dengan munculnya :
a.
Tanda-tanda seks primer, yaitu yang berhubungan langsung dengan organ seks (terjadinya haid pada remaja
putri dan terjadinya mimpi basah pada remaja laki-laki).
b.
Tanda- tanda seks sekunder, yaitu : (1) Pada remaja laki-laki terjadi perubahan suara, timbulnya jakun, penis dan
buah zakar bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, dada lebih besar,
badan berotot, tumbuhnya kumis, jambang dan rambut di sekitar kemaluan dan
ketiak; (2) Pada remaja putri : panggul
melebar, petumbuhan rahim dan vagina, payudara membesar, tumbuhnya rambut di
ketiak dan sekitar kemaluan (pubis)
Perubahan
fisik pada pubertas merupakan hasil aktivitas hormonal di bawah pengaruh sistem
saraf pusat, walaupun semua aspek fungsi fisiologis berinteraksi secara
bersama-sama. Perubahan fisik yang sangat jelas tampak pada pertumbuhan
peningkatan fisik dan pada penampakan serta perkembangan karakteristik seks
sekunder. Perubahan yang tidak tampak jelas adalah perubahan fisiologis dan
kematangan neurogonad yang disertai dengan kemampuan untuk bereproduksi.
Perbedaan fisik antara kedua jenis kelamin di tentukan berdasarkan
karakteristik pembeda ; karakteristik seks primer merupakan organ eksternal dan
internal yang melaksanakan fungsi reproduktif (mis., ovarium, uterus, uterus,
payudara, penis) ; karakteristik seks sekunder merupakan perubahan yang terjadi
di seluruh tubuh sebagai hasil dari perubahan hormonal (mis., perubahan suara,
munculnya rambut pubertas dan bulu pada wajah, penumpukan lemak) tetapi tidak
berperan langsung dalam reproduksi (Wong,et al. 2009 hal 585).
Menurut Al-Mighwar (2006, hlm.26) perubahan-perubahan fisik yang penting dan terjadi selama masa
remaja adalah sebagai berikut :
a.
Perubahan Ukuran Tubuh
Pertumbuhan tinggi dan berat badan merupakan perubahan
fisik mendasar yang pertama pada masa pubertas. Hurlock berpendapat bahwa
pertambahan tinggi badan anak-anak perempuan mencapai rata-rata 3 inci per
tahun, dalam tahun sebelum haid, bahkan bisa saja mencapai 5 hingga 6 inci.
Peningkatan berat tubuh bukan hanya disebabkan lemak, tetapi juga semakin
bertambah beratnya tulang dan jaringan otot. Pada anak perempuan, peningkatan
berat tubuh yang paling besar terjadi sesaat sebelum dan sesudah haid. Pada
awal terjadinya pertumbuhan pesat, lemak cenderung menumpuk, terutama di sekitar
perut, putting susu, pinggul, paha, pipi, leher dan rahang. Biasanya lemak itu
akan hilang dengan sendirinya pada saat akhir masa puber dan pesatnya
pertumbuhan tinggi badan.
b.
Perubahan Bentuk Tubuh
Perubahan bentuk tubuh merupakan perubahan fisik mendasar
kedua. Akibat terjadinya kematangan yang lebih cepat dari daerah-daerah tubuh
yang lain, sekarang daerah-daerah tubuh tertentu yang tadinya kecil menjadi
besar. Gejala ini tampak jelas pada hidung, kaki dan tangan. Namun demikian
semua bagian itu akan mencapai ukuran dewasa walaupun perubahannya terjadi
sebelum akhir masa puber pada akhir masa remaja.
c.
Ciri Kelamin Primer
Pertumbuhan dan perkembangan ciri-ciri seks primer,
yaitu organ-organ seks merupakan perubahan fisik mendasar yang ketiga. Organ-organ
reproduksi wanita tumbuh selama masa puber dengan tingkat kecepatan yang
bervariasi. Haid dianggap sebagai petunjuk pertama bahwa mekanisme reproduksi
anak perempuan menjadi matang. Gejala ini merupakan awal dari serangkaian
pengeluaran darah, lendir dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara
berkala, dan akan berhenti saat wanita mencapai menopause.
d.
Ciri Kelamin Sekunder
Ciri-ciri seksual pada remaja putri seperti pinggul
menjadi tambah lebar dan bulat, kulit lebih halus dan pori-pori bertambah besar.
Selanjutnya ciri sekunder lainnya ditandai oleh kelenjar lemak dan keringat
menjadi lebih aktif, dan sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat.
Ciri-ciri seks sekunder pada wanita antara lain : (Al-Mighwar, 2006 hlm.29)
a.
Pinggul yang membesar dan
membulat sebagai akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak
bawah kulit.
b.
Buah dada dan putting susu
semakin tampak menonjol, dan dengan berkembangnya kelenjar susu, payudara
menjadi semakin lebih besar dan lebih bulat lagi.
c.
Tumbuhnya rambut di kemaluan,
ketiak, lengan dan kaki, dan kulit wajah. Semua rambut, kecuali rambut wajah
mula-mula lurus dan terang warnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar,
lebih gelap dan agak keriting.
d.
Kulit menjadi lebih kasar,
lebih tebal, agak pucat dan lubang pori-pori bertambah besar.
e.
Suara dari suara kanak-kanak
menjadi merdu (melodious), suara serak dan suara yang pecah jarang sekali
terjadi.
f.
Kelenjar keringat
lebih aktif, dan kulit lebih menjadi kasar dibanding kulit anak-anak. Sumbatan
kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar keringat di ketiak
mengeluarkan banyak keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama masa haid.
g. Otot semakin kuat dan semakin besar, terutama pada pertengahan dan
menjelang akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu, lengan dan
tungkai kaki.
4.
Penyebab Perubahan Pada Masa Pubertas
Usia mulainya
pubertas dan perkembangannya dipengaruhi oleh berbagai faktor biologis,
psikososial dan lingkungan. Faktor terpenting tampaknya adalah kesehatan umum
individu (Henderson,2005
hlm.3).
Santrock J (2003, hlm.84)
mengemukakan berbagai
riset menemukan bahwa sebelum anak matang secara seksual, pengeluaran hormon
seks jarang terjadi. Akan tetapi, dengan semakin meningkatnya jumlah hormon
yang dikeluarkan, struktur dan fungsi organ-organ seks akan semakin matang.
Hubungan yang erat antara kelenjar pituitary yang ada pada dasar otak telah
terbentuk dengan gonad atau kelanjar
seks. Jadi ada tiga hal yang menjadi penyebab masa puber, yaitu : (a) Peran Kelenjar Pituitary, kelenjar pituitary memproduksi dua hormon, yaitu hormon pertumbuhan yang berpengaruh dalam menentukan besarnya
individu, hormon gonadotropik yang
merangsang gonad untuk meningkatkan
aktivitasnya. Sebelum datangnya masa puber, jumlah hormon gonadotropik bertambah secara bertahap, demikian pula kepekaan gonad terhdadap hormon gonadotropik . Dalam kondisi itulah terjadinya perubahan-perubahan
masa puber ; (b) Peranan Gonad, seiring pertumbuhan dan perkembangan
gonad, bertambah besarlah organ-organ seks, yaitu ciri-ciri seks primer dan fungsinya pun menjadi matang. Begitu
pula ciri-ciri seks sekunder, seperti berkembangnya rambut kemaluan ; (c) Interaksi Kelenjar Pituitary dan Gonad, hormon yang telah diproduksi gonad, yang
telah dirangsang oleh hormon gonadotropik
yang diproduksi oleh kelenjar pituitary, kemudian bereaksi terhadap kelenjar
ini dan secara berangsur-angsur mengakibatkan penurunan jumlah hormon
pertumbuhan yang diproduksi sehingga menjadikan proses pertumbuhan terhenti.
Interaksi antara hormon gonadotropik dan
gonad terus berlangsung sepanjang
kehidupan reproduksi individu, kemudian berkurang secara perlahan saat wanita
mendekati menopause.
Wong,et al (2009, hlm.585) mengatakan
bahwa secara umum peristiwa pubertas
disebabkan oleh pengaruh hormon dan dikendalikan oleh kelenjar hipofisis
anterior (adenohiposis) sebagai respons terhadap stimulasi dari hipotalamus.
Stimulasi gonad memiliki fungsi ganda,yaitu: (a) Produksi dan pelepasan
gamet―produksi sperma pada pria dan kematangan serta pelepasan ovum pada wanita
; (b) Sekresi hormon seks yang sesuai , yaitu estrogen dan progesteron dari
ovarium (wanita) dan testosteron dari testis (pria)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar